Sabtu, 11 Juni 2016

Selamat malam untuk diana #39 {the last episode}

     "Oke semuanya , rapatnya sampai disini" kata bosku membubarkan rapat pada siang hari itu. "Balik jakarta kapan dim?" Tanya diana menghampiriku setelah selesai rapat , "baru kemarin kok" kataku santai , "eh btw selamat ya" lanjutku , "selamat? Selamat buat apa? Tanya diana bingung , "selamat buat pernikahan lu sama hansen" , "kok bisa tahu?" Tanya diana dengan sedikit terkejut , "hansen itu temen kuliah gue , kemaren di bali pas gue lagi jalan-jalan berdua sama kevin , dia email undangan ke gue" jelasku dengan tersenyum.

     Sejujurnya aku tak siap ketika aku mendapat email undangan itu dari hansen , itulah mengapa aku memutuskan untuk terbang ke lombok untuk sedikit menenangkan diriku , ketika diriku harus di pertemukan pada kenyataan , ketika aku harus benar-benar kehilangan diana saat aku baru saja di pertemukan kembali dengannya.

     Sore itu pernikahan antara hansen dan diana cukup ramai , pernikahan yang diadakan di pinggir pantai itu. Ketika mentari sudah berganti nama menjadi senja , aku pun mulai menjauh dari keramaian , berjalan sendiri di pinggir tepian pantai , ketika suara kebisingan dari pernikahan itu sudah mulai tenggelam , hanya ada suara ombak pada saat itu , aku pun mulai tersadar , jika cerita hidup ini luas , lebih luas dari bentangan samudra , karna sejujurnya kita engga pernah bisa menebak apa yang akan terjadi di masa depan kita. Orang yang menjadi alasan kita ijin ke toilet hanya untuk mengintip kelasnya , orang yang kita cari-cari di tengah keramain , orang membuat kita semangat untuk melakukan sesuatu , sampai membuat kita berhenti melakukan sesuatu yang paling kita suka , orang yang membuat kita berpikir dewasa , orang membuat kita ingin menjadi lebih baik , orang yang membuat kita takut untuk berjanji , dan orang yang membuat kita takut untuk pergi , pada akhirnya hanya menjadi orang yang sekilas lewat untuk mengisi cerita di salah satu bagian hidup kita. Aku teringat dengan kata-kataku dulu , ketika harapan hanya bisa berjanji tanpa tahu apakah ia bisa menepatinya atau tidak , itulah yang terjadi padaku , ketika aku terlalu berharap untuk memperbaiki cerita dulu ku dengan diana , pada akhirnya aku harus melupakannya lagi untuk kedua kalianya, "terima kasih untuk cerita di masa sekolah dulu , selamat malam diana".

#tamat.

Selamat malam untuk diana #38

     Aku pergi ke bandung untuk mengurus ke pergianku dari indonesia meninggalkan SMAku , cedera terakhir yang sempat membuatku terbaring di rumah sakit , membuatku tak bisa bermain bola lagi untuk selama-lamanya , jika aku kena cedera sekali lagi saja , maka aku takkan bisa menggunakan kakiku untuk selama-lamanya lagi. Malam dimana ayah menjenguk ku ke rumah sakit , ayah menyuruhku untuk pergi keluar negeri, karna ayah takut aku akan bermain bola lagi dan aku takkan bisa berjalan lagi , tapi aku bersikeras untuk tetap di jakarta , hingga saat dimana diana berkata jika ia tak ingin aku kenapa-kenapa "elu kenapa bolos kelas buat nendang-nendang bola engga jelas gini? Lupain aja masalah pertandingan kemarin , engga usah dipikirin ,kalo emang kaki lu masi sakit jangan di paksain, gue engga mau elu malah kenapa-kenapa" , membuatku kembali ke bandung dan menyetujui jika aku akan pergi ke luar negeri.

     "Ayah senang akhirnya kamu dewasa juga dim , karna dunia ini luas , bukan hanya soal sepakbola , karna kamu sudah mau menuruti ayah , kamu bebas pilih kamu pergi kemana" , "belanda yah" jawabku tanpa berpikir panjang , aku memilih belanda karna nama diana yang memiliki nama belanda dibelakangnya , sehingga itu akan membantuku untuk mengingat alasanku pergi ,alasan aku bisa berpikir dewasa , dan alasan aku ingin menjadi lebih baik.

     "Tak ada satu tetes pun airmata yang mengalir dari mata diana , aku tahu bukannya diana tak ingin menangis , tapi dia menahannya , ia tak ingin karna aku melihatnya menangis membuatku berat untuk pergi.

     Aku pun memutuskan untuk memeluknya, hari itu kita adalah 2 insan yang sama-sama takut dengan yang namanya jarak , kami hanya diam di dalam pelukan itu tanpa berkata apa-apa , tak ada janji terucap diantara kami , hanya terus memeluk dan memeluk tak ingin melepaskan.

     Ketika semua orang berpikir jika rasa mereka takkan mati hanya karna jarak yang begitu jauh , berbeda denganku , aku tahu ketika aku menaikki pesawat , aku sudah harus siap menghapus diana dari hidupku. Seiring dengan lepas landasnya pesawat , ketika roda pesawat mulai di lipat masuk , ketika pesawat sudah tak menyentuh tanah indonesia lagi , disaat itu lah , aku harus mengatakan "selamat tinggal diana , aku bahagia ketika bersamamu".

     Diana tak pernah tahu apa alasan aku pergi , dia tak pernah tahu apa yang terjadi dengan kakiku , yang dia tahu aku hanya pergi ke belanda. Aku tak pernah bercerita kepadanya tentang kakiku , karna aku tak ingin dia kuatir. Aku tak pernah bilang kepadanya jika aku pergi karnanya , jika aku bisa dewasa karnanya , karna sebetulnya dia tak perlu tahu akan hal itu. Karna jika kita benar-benar berubah karnanya , kita tak ingin dia tahu karna dia mendengar cerita dari kita , melainkan karna dia melihat sendiri jika kita sudah berubah.

#bersambung.

Selamat malam untuk diana #37

     "Dimas menendang dan ohh masi bisa di tepis oleh sang kiper"

     "Dimas cari ruang dimas , melebar" teriak coach herman dari pinggir lapangan

     "Dimas mendapat peluang emas , dia menggocek disana , dimas menendang dan oh masi membentur tiang gawang , tipis sekali"

     "Pertahanan PSKD mulai dikocok-kocok , peluang disana , nomor 7 menendang dan GOLLL!!! Lagi-lagi PSKD tertinggal sodara-sodara"

     "4 menit terakhir , pertukaran pemain disana , pemain nomor 11 masuk menggantikan nomor 8 , hari yang buruk bagi dimas"

     "Dim , elu kenapa dim?" Tanya diana yang melihatku menendang-nendang bola sendiri di lapangan futsal , "engga gapapa" jawab ku santai sambil terus menendang-nendang bola , "lu cuma main jelek doang kok dim , engga usah nyalahin dirilu sendiri" kata diana berusaha menenangkanku yang masi menendang-nendang bola , "brandon udah kasih tau gue semuanya , kalo emang kaki lu masi sakit jangan di paksain main , istirahat aja sampe ga sakit lagi , nanti juga lu mainnya bagus lagi kok" lanjut diana.

     "Beliin gue minum dong , gue aus" kata ku sambil mengambil bola yg dari ku tendang-tendang , lalu duduk di pinggir lapangan. "Dim lu engga kenapa-kenapa kan?" tanya diana ketika aku sedang meminum air yang dibelikan olehnya , "elu kenapa bolos kelas buat nendang-nendang bola engga jelas gini? Lupain aja masalah pertandingan kemarin , engga usah dipikirin ,kalo emang kaki lu masi sakit jangan di paksain, gue engga mau elu malah kenapa-kenapa" lanjut diana lagi. "Entar malem ada acara?" Kata ku memotong , "engga ,kenapa?" Tanya diana bingung , "pergi yuk".

     "Besok gue berangkat ke bandung" kataku ketika aku sedang duduk di tepi pantai ancol bersama diana , "ngapain?" Tanya diana bingung , "ada yang harus gue urusin bareng bokap" kataku simple , "lu jaga diri ya kalo ga ada gue" lanjut ku , "jaga diri? Emang kalo ada lu, lu jagain gue?"kata diana bercanda sambil tertawa , "lagian ke bandung doang lu ah , deket , gue teriak juga kedengeran" lanjut canda diana , aku pun hanya tersenyum melihat dia bisa tertawa selepas itu.

#bersambung.

Jumat, 10 Juni 2016

Selamat malam untuk diana #36

    "kedua captain tim di persilahkan untuk ke meja panitia"

     "Semangat dimas , ini pertandingan pertama kamu sebagai captain" kata coach herman menyemangatiku di bangku pemain.

     "*pritt* , peluit tanda mulainya pertandingan sudah di bunyikan , dimas mengoper lada rekan satu timnya , di kembalikan lagi kepada dimas , kembali ke dimas , SMA PSKD terus memainkan bola , mengocok-ngocok pertahanan lawan , dimas mengoper , pemain nomor 4 disana , brandon menendang dan oh masi bisa di tepis oleh sang kiper".

     "David nomor 9 mendapatkan bola , pemain nomor 4 mencoba merebutnya , berhasil di lewati , pemain nomor 8 menghampiri , david langsung menendang dan GOLLL!!! PSKD tertinggal 1 angka sodara-sodara".

     "pemain nomor 8 menusuk , di hadang oleh 2 pemain sekaligus , ia terjatuh , perlanggaran seperti sodara-sodara".

     "Dimas akan menggambil tendangan bebas, apakah dimas dapat menggembalikan kedudukan sebelum waktu turun minum , dimas bersiap , dia menggambil ancang-ancang , dimas menendang , dan ohhh , masi membentur tiang gawang , sangat tipis sekali dimas , apa yang salah dengan dimas pada hari ini , apakah cederanya membuat ia kehilangan kemampuannya".

     "Lu gapapa dim?" Tanya brandon yang melihat ku memegangi daerah pergelangan kaki kananku , "engga gapapa" jawab ku sambil menahan sakit sedikit , "dimas kamu babak kedua ga main , ryan kamu gantiin dimas". Aku tahu coach herman berkata begitu karna dia melihat aku menahan sakit bekas cedera di kaki kananku dulu.

     "Ryan pemain baru bernomor 11 masuk menggantikan sang captain dimas , kita lihat apakah ryan bisa bermain sabagus dimas"

     "Brandon , bola masi di brandon , brandon masi memegang bola , mengutak -ngatik , tak ada peluang di sana , brandon terus di tekan , pemain nomor 11
menghampiri , ryan memegang bola , di pressing , ryan menggocek , kita lihat sepertinya ryan begitu tenang memainkan bola , ryan , masi ryan , ryan mencoba menerobos masuk tapi tak ada celah , masi dengan tenang , ryan mengumpan kedalam , ivan menyambut disana , sundul dan GOLLL!! Tak disangka-sangka umpan yang tak terduga dari ryan dan juga bisa di sambut oleh ivan , luar biasa".

     "*prittt* peluit panjang tanda berakhirnya pertandingan telah di tiup , permainan cantik dari ryan berhasil membuat PSKD pulang dengan hasil seimbang , dan ivan menjadi pahlawan pada siang hari ini".

#bersambung.

Kamis, 09 Juni 2016

Selamat malam untuk diana #35

     "Dimas dimas dimas"

     "Dimas menggocek , masi dimas , dimas menendang dan GOLL!!"

     "Ryan , masi ryan , ryan mengoper , dioper balik , ryan menendang dan GOLL!"

     "Dimas menerima operan , dimas membawa bola , dimas di dorong oleh ryan , dimas terpental keluar dari lapangan , terjadi sedikit keributan di sana , dimas tak terima iya di dorong oleh ryan , cek cok anatara dimas dan ryan , kedua tim berusaha untuk melerai"

     "Dim , lu gapapa?" Tanya diana ketika aku keluar dari ruang kepala sekolah , "kepala sekolah ngomong apa dim?" Sambung brandon , "bukan masalah serius" jawab ku santai

     "Dimas , bapak perlu bicara" panggil coach herman memanggilku , "ada apa pak?", "kamu tahu kan apa yang kamu lakuin tadi itu salah besar , itu bukan hal yang di lakuin oleh seorang captain , minggu depan kita ikut tournament futsal se-jakarta selatan , kesempatan emas di depan mata , jangan sampai masalah kamu sama ryan mempengaruhi tim dan kita kehilangan piala , jadi bapak minta kamu slesain masalah kamu sama ryan seblom cup" kata coach herman sambil menepok pundakku lalu pergi.

     "boleh juga tuh anak" kata ivan saat kami sedang latihan futsal , "dia engga sehebat yang lu liat" kataku sambil mengikat tali sepatu futsalku , "dia entar jadinya ikut cup dim?" Tanya brandon padaku , "kata coach si gitu" jawabku sambil masi mengikat tali sepatuku , "berarti kemungkinan kita menang makin gede dong?" Sambung tony yang duduk di sebelahku , "ada ato engga ada dia juga kita bakal tetep menang" kataku sambil beranjak kembali ke lapangan.

#bersambung.

Selasa, 07 Juni 2016

Selamat malam untuk diana #34

     "Bola dioper kepada anak baru , dia menggocek , masi menguasai bola , menggocek lagi dan tendang , GOLL!! Kelas ipa2 memimpin"

     "Bole juga tuh anak" kata arya yang berdiri di sampingku , "gue denger-denger kemaren tuh anak nantangin elu ya?" Lanjut arya , "ya gitula" jawabku sambil terus memperhatikan ryan , anak baru itu. "Udah lu santai aja , besok kelas gue bakal lawan kelas dia , bakal gue ajarin dia apa namanya sopan santun" kata arya meyakinkanku , "udah ah ngapain si di ambil pusing" jawabku santai , "ga bisa gitu bro , gue kan mantan captain tim , gue ga trima dong penerus gue digituin" , "apa-apa? Coba ngomong sekali lagi? Penerus?" Potongku sambil bercanda kepada arya.

    "Gue denger si anak baru nantangin elu ya" tanya diana ketika aku dan dia sedang jalan bersama ketika pulang sekolah, "kok semua orang pada tau si?" Jawabku bingun karna diana bisa mengetahui hal itu , padahal aku tak cerita ke siapa-siapa masalah aku dan ryan kemarin. "Mana ada si yang gue engga tau" jawab diana bercanda , "eh gue serius ah" lanjut ku sambil tertawa kepadanya , "semua anak kelas 12 udah tau kali , jagoan futsal PSKD dimas prakoso di tantang sama ryan aldi si anak baru" kata diana menjelaskan , "norak amat" jawab ku balik bercanda kepada diana , "ih giliran gue serius ya".

"Arya mengoper , di rebut oleh ryan disana , ryan membawa bola , masi ryan , dia memainkan bolanya sendiri dan GOLL , mantan captain kita di kalahkan oleh anak baru"

    "Dimas , besok giliran elu" kata ryan menghampiri gue ketika bubaran pertandingan.

#bersambung.

Minggu, 05 Juni 2016

Selamat malam untuk diana #33

     "Dimas dimas dimas"
     "Ayuk dimas"
     "Dimas buktiin ke junior-junior siapa jagoannya"

     "Mengoper ke dimas , dimas menggojek , gojek lagi , seperti tak ada kesulitan dari dimas , lagi-lagi dimas menggocek , tendang dan gol!!!"

     "Nih minum dulu" kata dia menghampiriku di pinggir lapangan , "cie jago" lanjut diana bercanda padaku , "kayak baru pernah liat gue menang sekali aja lu" jawabku bercanda balik kepadanya , "sombong ya anda" kata diana sambil tertawa kecil.

     "eh dim , tau ga di kelas gue ada anak baru , cowo , ganteng de" lanjut diana , "anak baru lagi??" Tanyaku sambil meneguk sebotol aqua , "banyak banget anak baru , semester kemarin celine , skarang ada lagi?" Lanjutku. "Katanya si dia keponakan kepala sekolah , cuma engga ngerti juga , belom pernah ada yang ngomong sama dia" kata diana menjelaskan , "sekelas sama elu kan? Ajak ngobrol la" kataku meledek diana.

     "Ok anak-anak , semua istirahat dulu" teriak coach herman dari pinggir lapangan. "Dim , lu tau ada anak baru kan? Katanya si coach mau masukin dia ke team futsal , katanya dia mantan pemain di team PemudaJogja" tanya brandon, "pemuda jogja? Ga pernah denger gue" jawab ku sambil membenarkan sepatu kananku , "katanya si anaknya misterius gitu , kerjaannya di kelas cuma pake headset doang" , "dia cuma belom kenal siapa-siapa kali" jawabku santai , "oiya lu tau ga kalo dia itu keponakannya kepala sekolah" lanjut brandon dengan nada yg makin antusias , "kok lu tau segala macem si , lu dari tadi di kelas ngapain aja bisa sampe tau begitu" jawabku bercanda ke brandon sambil beranjak kembali ke lapangan , "satu kelas udah tau , elu aja yg tidur mulu di kelas" kata brandon sambil tetap duduk.

    "Dimas ya?" Suara seorang lelaki memanggil ku dari belakang , "ya?" Kataku sambil menengokan badanku ke belakang , dan ternyata itu adalah anak baru , "gue ryan , anak baru di sini , kata coach herman elu captain futsal baru di sekolah ini?" Tanya anak baru itu , "iya? Terus?" Jawab ku bingung , "gue ga tau lu sejago apa sampe-sampe lu jadi captain di sekolah ini , lu boleh jadi captain , tapi nanti pas gue udah masuk tim, gue ga nganggep lu sebagai captain, jadi jangan merintah- merintah gue , karna lu ga lebih jago dari gue" kata anak baru itu lalu pergi.

#bersambung.

Senin, 30 Mei 2016

Selamat malam untuk diana #32

     "Pada kecapean ya tuh dim" kata kak willi kepadaku melihat brandon dan diana ketiduran di bangku belakang , "iya kayaknya , biarin la merek tidur dulu" jawabku. Diana seorang sosok perempuan pertama yang bisa sampai begitu dekat denganku hingga sedekat ini , perempuan pertama yang hampir tahu semua keluh kesah cerita hidupku, perempuan pertama yang membuatku nyaman bercerita kepadanya.

     "Ciye besok udah mau balik ke jakarta ni ye" kataku meledek diana yang sedang beres-beres kopernya dari depan pintu kamarnya. "Bawel lu , ga mau gue pulang aja bilang de" jawab dia bercanda balik kepadaku sambil tetap membereskan barang-barangnya , "kan ini malam trakhir lu , gue traktir lu makan yuk" ajakku kepada diana , "hmmm...makan dimana?", "bawel lu , yuk ikut aja".

     "Lu sering makan di sini dim?" Tanya diana ketika kami berdua sampai di kawasan makanan pinggir jalan di daerah bandung , "lumayan la , dulu waktu masi tinggal di bandung gue sama brandon sering banget ke sini , dan gue selalu pesen satu menu yang sama" kataku menjelaskan ke diana , "lah kenapa? Bukannya harusnya kita cobain semuanya biar tahu yang mana yang paling enak?" , "ngapain kita nyobain yang lain kalo kita udah cocok sama satu , ya walaupun bukan itu yang ter enak" , "emangnya ga bosen? Udah berapa lama lu makan makanan yang sama?" kata diana bercanda kepadaku , "kalo kita emang suka sama sesuatu kita ga bakal bosen kali" , "engga enek apa?" Tanya dia kali ini dengan raut wajah yang bingung , "gini , kalo gue udah mulai enek makan makanan yang sama ini , gue bakal engga dateng ke sini dulu , pas gue pengen baru gue dateng lagi , bukannya gue ga bakal makan makanan itu lagi selamanya" kataku berusaha menerangkan kepada diana , "ngerti ga?" Lanjut ku bercanda kepadanya , "gila dim gue baru sadar sesuatu , lu mau makan aja ribet ya" jawab diana bercanda kepadaku.

      "lu entar di jakarta udah ada yang jemput kan?" Tanya ku ke diana di stasiun kereta api bandung , "tenang aja kali , tumben banget lu perhatian sama gue" kata dia bercanda kepadaku tepat di pinggir rel kereta tempat orang-orang menunggu kereta datang. Hari itu aku melepas diana pulang ke jakarta dari stasiun kereta api bandung , perlahan kereta itu semakin jauh , aku akan kehilangan contact dengan diana untuk beberapa minggu kedepan sampai liburan sekolah usai , ini adalah pertama kalinya aku jadi ingin sekolah.

#bersambung.

    

Sabtu, 28 Mei 2016

Selamat malam untuk diana #31

     "Bu indomienya satu ya" kata brandon di warung wilayah tanggupan perahu , "lu mau ga dim?" Tanya brandon , "boleh deh , ga pedes ye" jawabku sambil duduk di meja depan warung itu. "Lu ga mau? Din" lanjut ku , "engga usah entar aja" jawab diana sambil duduk di depanku.

     "Kita mau kemana abis ini?" Tanyaku , "jalan-jalan lagi yuk , kan kita belom sampe ke sana-sana tuh" jawab diana dengan penuh semangat , "lu don?" Tanyaku ke brandon , "gue engga ikut dah , lu berdua aja , gue nunggu sini aja bareng kak willi" jawab brandon sambil menyuap indomienya , "yaudah" kataku.

     "Gue boleh nanya sesuatu ga?" Tanyaku ke diana , ketika kita berdua sedang menyusuri tanggupan perahu , "nanya apa?" Jawab diana bingung , "kenapa Van Drielst?" , "kok lu bisa tau nama belakang gue?" Tanya diana bingung , "kan ada nama lu di sampul buku fisika yang gue balikin ke elu dulu" , "buku fisika?" , "oh yaampun gue inget" lanjut diana setelah mengingat-ngingat sebentar , "itu buku udah ilang lgi sekarang , abis lu balikin ketumpahan air sama kezia , jadi basah , terus gue jemur di depan kelas , eh ilang" cerita diana , yang membuatku tau , bukannya dia tak ingin datang ke pertandingan futsalku , tapi di ga tau kalo aku mengundangnya.

     "Terus kenapa Van Drielst? Melenceng dari topik lu" kata ku sambil bercana kepadanya , "kepo cie kepo" jawabnya bercanda balik kepadaku , "jadi tuh , dulu nyokap gue pernah ke belanda , terus dia nemu satu lukisan bagus banget , terus yang ngelukis itu nama belakangnya Van Drielst , jadi nyokap gue kasih gue nama itu" kata diana menjelaskan , "udah? Gara-gara? Itu doang?" , "ehh engga usah ngeledek ya" lanjut diana.

     "Sekarang giliran gue , gue masi bingung kenapa lu ga percaya sama yang namanya harapan?" Lanjut diana bertanya padaku yang membuat ku diam sejenak berpikir apakah aku akan menjawabnya atau tidak, "dulu waktu gue SMP kelas 3 , nyokap gue harus masuk rumah sakit karna terkena kanker , dia udah kena kanker semenjak gue SMP1 tapi dia berhasil nutupin itu selama 2 tahun" jawabku yang membuat diana terdiam , suana tiba-tiba menjadi sunyi , "gue udah pengen ke jakarta semenjak SMP2 karna pengen ngejer impian gue di sepakbola , nyokap juga udah ngijinin , awalnya bokap ga ijinin , tapi nyokap berhasil bujuk bokap buat ngijinin gue , terus tiba-tiba nyokap jatuh sakit , selama satu tahun terus menyerahkan kepercayaan gue ke harapan kalo nyokap gue bakal sembuh , bahkan gue pernah janji kalo nyokap gue berhasil keluar dari rumah sakit , gue bakal batalin ke jakarta dan gue bakal ngerawat nyokap gue , setiap hari di tahun SMP3 gue , gue habisin dengan ke rumah sakit setiap pulang sekolah , cuma buat jagain dia , dan ajak dia ngobrol terus , tapi ternyata semuanya..." aku pun ga sanggup buat ngelanjutin ceritaku , sudah ada sedikit airmata yang siap menetes dari ujung mataku , "dim" kata diana memelukku.

#bersambung.

Rabu, 25 Mei 2016

Selamat malam untuk diana #30

     "Dimas" kata bokap ketika ia baru saja masuk ke dalam rumah ,"pa" kataku menghampiri bokap dan menyalim tangannya , "gimana kaki kamu?" , "udah baikkan kok pa" jawab ku sambil membantu membawakan tas kerja bokap. "Oiya teman kamu mana? Perempuan kan?" Tanya bokapku lagi sembari duduk di meja makan , "iya pa perempuan" , "om" suara diana dari arah kamar tamu , "oh ini teman kamu dim , siapa namanya?" , "diana om" jawab diana sambil bersalaman dengan bokap , "yuk mari makan malam bareng" kata bokap mempersilahkan diana duduk.

     "Dim kok gue ga ngeliat nyokap lu si?" Tanya diana di depan teras rumah , "nyokap gue udah meninggal" jawab ku santai , "eh sorry dim , gue ga bermaksud" , "santai aja , udah lama juga" , "emangnya kapan dim?" Tanya diana lagi , "1bulan sebelum gue berangkat ke jakarta" , "jadi lu ke jakarta alasannya itu?" , "ceritanya panjang". "Eh besok ke tanggupan perahu yuk" lanjutku.

     "Don ayu den , lama banget si" teriak diana dari depan gerbang rumah brandon , "buset dah lu ngapain teriak-teriak si , ini masi jam 6 pagi tau ga" kata ku kepada diana , "sabar woi" teriak brandon yang baru keluar di teras rumahnya. "Gue kan belum pernah ke tanggupan perahu , yaudala normal nora dikit" , "sumpahan lu belom pernah? Gileee" kata brandon ke diana ketika ia keluar dari pintu gerbangnya.

     "Kak , kita cari makan dulu ya kak" kataku kepada kak willi yang hari itu menjadi supir kami bertiga. Aku duduk di samping kak willi , sedangkan diana dan brandon duduk di kursi belakang. "Kak sini makan bareng aja" kataku kepada kak willi yang sedang duduk di dalam avanza hitam ayahku. Kak willi memang sudah sangat dengan keluargaku semenjak aku SD , kak willi adalah anak dari almarhum supir ayah yang dahulu , akhirnya kak willi yang berjarak 7 tahun lebih tua dariku dirawat oleh ayahku , dan sekarang ia bekerja untuk ayah.

     "Dim , apa harapan lu beberapa tahun ke depan?" Tanya diana ketika kami berdua sedang berdiri di tepian tebing tanggupan perahu , "harapan ya? Keknya gue ga ada" jawabku santai , "ih kenapa ga ada harapan coba , setiap orang tuh harus ada harapan tau ga , biar kita ada tujuan kedepannya" kata diana tak setuju dengan pernyataanku. "Itu namanya impian , bukan harapan, kalo impian itu kita berusaha untuk mendapatkannya ,impian yang membuat kita jadi termotivasi, kalo harapan , itu cuma untuk orang-orang malas , yang engga ingin berjuang , cuma berharap pada semesta untuk mengabulkannya , dan menyebutnya sebagai harapan , ya kayak elu gini la" jawab ku bercanda kepadanya, "karna kadang-kadang harapan itu hanya bisa berjanji setinggi langit tanpa tau apakah mereka bisa mengabulkannya ato engga , sehingga semua manusia itu senang banget dengan yang namanya harapan , tanpa mereka tau suatu hari nanti mereka akan dijatuhkan sekencang-kencangnya oleh harapan itu sendiri, mangkanya jadi orang itu jangan terlalu banyak berharap" lanjutku , "ih kok lu jadi orang pesimis gitu si" kata diana dengan nada ketus tak setuju dengan alasanku , aku pun hanya tersenyum melihat wajah betenya.

#bersambung.

Senin, 23 Mei 2016

Selamat malam untuk diana #29

     "Lama lu" kataku ke diana ketika dia baru saja sampai di stasiun gambir , "maapla" jawab diana dengan wajah memelasnya , "yaudah yuk naik" sahut brandon sambil mengangkat kopernya, "sini gue bantuin" kataku mengambil koper diana ketika dia baru saja ingin mengangkatnya.

     "Lu setiap balik ke bandung selalu pake kereta dim?" Tanya diana di tengah perjalanan kami , "hooh emangnya kenapa?" , "engga , emangnya kenapa lu berdua milih ke jakarta si , kenapa ga SMA di bandung aja?" Tanya diana lagi , "bawel lu nanya mulu" jawab ku bercanda kepadanya , "ih lu mah jahat sama gue" , "ceritanya panjang la" sahut brandon yang duduk di seberang kami , "noh jadi orang tuh gitu kayak brandon di jawab" lanjut diana , "eh itu ga ngejawab ye" kataku berusaha membela diri.

     "Dim , gue duluan ya" kata brandon ketika iya di jemput oleh kakak perempuannya , "dim , mau sekalian?" Tanya kak rosa dari kejauhan , "engga usah kak , entar ngerepotin" kataku menolak halus tawaran kak rosa. "Kita balik naik apa dim?" Tanya diana ketika brandon dan kak rosa telah pergi , "angkot" kataku singkat sambil berjalan membawa tasku , "hah? Angkot?" Tanya diana bingung.

     "Ini kita beneran naik angkot?" Tanya diana ketika aku berdiri di pinggir jalan mengamati apakah ada angkot lewat atau tidak , aku cuma melihat wajah bingungnya sambil tertawa. "Dim" suara kak willi turun dari mobil avanzanya , "yuk dim naik" lanjutnya lagi sambil membuka pintu bagasi mobilnya.

     "Ini temen yang lu ceritain ke gue kemaren itu?" Tanya kak willi sambil menyetir , "iya , eh kakak udah nyariin tempat buat dia?" Tanya balikku. "Kemaren gue kan ngomong ke bokap lu , katanya dia suruh tidur di rumah aja" , "hah?! Seriusan?!" Kata ku tak percaya, "kok lu ngomong ke bokap si , pea" lanjut ku lagi , "gue mana bisa boong si ke bokap lu" kata kak willi berusaha membela diri , "skarang bokap mana?" Tanyaku lagi , "masi di toko , ini abis drop lu berdua , gue mau jemput bokap ke toko" jawab kak willi masi sambil menyetir.

     "Anggap aja rumah sendiri" kataku ketika aku dan diana masuk ke dalam rumah , "emang harus ya ngomong gitu?" Tanya diana bercanda kepadaku.

#bersambung

Sabtu, 21 Mei 2016

Selamat malam untuk diana #28

     "Lu pake sampe sakit gini coba dim" kata diana sambil memberikan aku sebuah obat flu , "tau tuh , kemaren balik-balik badannya basah semua gitu , terus langsung mandi air panas dia , eh masi sakit juga" lanjut brandon yang berdiri di depan pintu kamar , "nih catetan pelajaran eko , gue pinjem dari saskia , udah gue catetin buat elu" lanjut diana sambil menaruh buku itu di kasurku , "udah ga usah maksain , masi sakit juga" diana mengambil buku itu ketika aku ingin membacanya, "nih gue beliin lu bubur, di makan dulu , sini gue suapin" lanjut diana sambil membuka kotak makan itu, dan menyuapiku.

Ruang 5:
-celia (11 ipa 3)
-kevin (11 ips 1)
-erick (11 ipa 1)
-alfred (11 ips 2)
-audrey (11 ipa 2)
-natasha (11 ips 2)
-vania (11 ipa 1)
-sarah (11 ipa 2)
-clement (11 ipa 3)
-dimas (11 ips 2)
-roderick (11 ips 2)
-janice (11 ipa 1)

     "Gile besok ujian trakhir brother" kata brandon kepada ku ketika kami baru keluar ruang ujian , "lu udah tau dim mau daftar univ mana? Kan nanti awal kelas 12 kita udah harus kasih surat pendaftaran ke univ" lanjut brandon , "lu jadi masuk trisakti??" Tanyaku kepadanya,  "belom tau juga" jawab brandon. Sebenernya aku sama sekali belum mikirin kemana aku akan mendaftar kuliah , benar-benar belum terpikir sama sekali dalam benakku.

     "Lu jadi ada rencana mau kuliah dimana??" Tanyaku ke diana ketika kami sedang makan di sebuah warung padang di daerah jakarta selatan , "UI si maunya" jawab diana dengan sedikit ragu , "universitas indonesia??" Tanyaku tak percaya diana ingin masuk ke universitas itu. "Terus kenapa ?? Lu kan pinter , pasti bisa masuk la" lanjut ku mendukungnya , "susah dim , engga segampang itu" kata diana lalu dia diam sejenak , "kalo lu mau kemana??" Lanjut diana , "gue belom tau" jawabku sambil menyuap makananku , "emang ga gampang si milih kuliah , entar kan ada edufair tuh, coba aja lu tanya-tanya" kata diana.

     "Eh btw , lu sama brandon balik ke bandung kapan??" , "senin depan si keknya , kenapa??" Jawabku sambil meneguk esteh manis ku , "enggapapa si,  gue boleh ikut ga?".

#bersambung.

Jumat, 20 Mei 2016

Selamat malam untuk diana #27

    "Gimana dim , skarang kaki lu udah baikkan kan?" Tanya diana ketika aku dan dia sedang berjalan-jalan di taman sekolah , "dim kita pergi dulu ya" teriak anak-anak futsal dari arah kantin sekolah , aku pun hanya mengangkat tanganku dan tersenyum ke mereka, "coba kaki gue ga cedera , gue udah ada di situ sama mereka" kata ku ke diana melihat anak-anak futsal berangkat bertanding. "Yang penting kan skarang lu udah bisa jalan , ga usah pake tongkat lagi" jawab diana berusaha menghiburku , "coba de skarang lu bayangin , UAS itu 2 bulan lagi , dan mereka bakal sibuk buat cup , ada 2 cup lagi , kalo lu disana , lu mana mungkin bisa fokus buat uas" lanjut diana , "kalo gue bisa menangin 2 cup itu , mungkin uas gue bisa di bantu" jawabku berusaha mengelak , "gimana kalo gue yang bantuin lu belajar?" Kata diana yang membuatku terdiam sejenak , "gimana mau ga? Gratis de" lanjut diana sambil bercanda kepadaku , "buka tempat les bu?" Jawabku bercanda juga kepadanya.

     *kringggg*
     "Ahhh gile tinggal sebulan lagi ye kita di kelas 11" kata brandon kepada ku saat kita keluar sekolah , "eh bentar-bentar den" kata ku meninggalkan brandon. "Ntar sore jadi??" Tanyaku ke diana , "hah? Ngapain?" Jawab diana bingung , "katanya mau ngajarin, jadi ga?" kataku meledek diana , "ayuk dimana?".

     "Nih jadi kalo yang ini di kali sama yang ini dulu baru di kuadrat" , "pergi yuk" potongku ketika diana sedang mengajarkan matematika di kelas, "gue?" Diana menengokan kepalanya dengan wajah cengonya , "emang di kelas ini ada siapa lagi , kan cuma ada kita berdua" jawab ku sambil memukulkan pelan belakang pensil ke jidatnya, "tapi kan uas tinggal seminggu lagi" , "bawel lu, yok pergi" kataku sambil memukulkan lagi belakang pensil ke jidatnya , "stop ga!".

     "Yah ujan dim" , "sini neduh dulu" kataku sambil menarik tangan diana untuk meneduh di depan sebuah ruko yang tutup. "Dingin ya , kapan ya dim kira-kira ujannya berenti" kata diana dengan badan yang sedikit menggigil , "diana" sebuah suara cowo dari jauh , "diana , lu ngapain disini" lanjut terry , "eh ter , ini lagi sama dimas" kata diana dengan badan yang masi menggigil , lalu ku lihat terry membawa sebuah payung di tangannya , "ter , lu balik naik mobil?" Tanyaku seketika ,  "iya , kenapa?" Jawab terry bingung , "diana ikut lu balik ya" , "eh ga usah dim , bentar lagi juga redah" potong diana , "engga-engga , gapapa , nih si terry bawa payung , sini gue anterin ke mobil" kataku, lalu terry pun membuka payungnya dan mulai memayungkan diana, mereka masuk ke dalam mobil lalu pergi, dan sore itu diana diantarkan terry pulang dengan mobilnya.

#bersambung.

Kamis, 19 Mei 2016

Selamat malam untuk diana #26

     Setelah ayah tinggal selama seminggu di jakarta , akhirnya ia kembali ke bandung dan meninggalkanku di jakarta , ya aku bersikeras untuk tetap di jakarta.

     Hari itu aku kembali masuk ke sekolah , aku seorang jagoan futsal PSKD , datang ke sekolah menggunakan tongkat karna kaki kananku masi belum bisa berjalan dengan sempurna , brandon harus menemaniku kemanapun aku berjalan.

     "Dim lu gapapa?" Tanya diana menghampiriku yang sedak duduk di dalam kelas , "gue denger lu sampe pingsan ya?" Lanjut diana. mendengar perkataan diana , aku tahu , dia tak datang ke pertandinganku , entah karna dia tak melihat tiket yang ku selipkan , atau hanya sesimple dia tak ingin datang.

     "Engga kok , gapapa" jawabku simple ke diana , "hey dim , udah sarapan belom?" Tiba-tiba celine datang ke kelas sambil membawa sebuah kotak makan , "kata anak-anak lu hari ini udah bisa masuk sekolah" lanjut celine , aku pun langsung melihat ke arah brandon , raut wajahku memberikan sebuah kode kepada brandon. "Eh cel , udah kerjain tugas eko belom? Pinjem dong" celetuk brandon , "ok-ok bentar, ni dim , sarapannya gue taro di meja ya" kata celine sambil berjalan keluar kelas diikuti oleh brandon.

     "Jadi kata dokter kaki lu kenapa?" Lanjut diana ketika celine dan brandon telah keluar dari kelas kami. "Cuma cedera biasa kok , kata dokter bentar lagi juga normal lagi" jawabku sambil tersenyum ke diana. "Engga mau di makan itu dari celine?" Kata diana , "palingan si brandon mau" jawabku sambil memindahkan kotak makan itu ke meja brandon.

#bersambung.

Rabu, 18 Mei 2016

Selamat malam untuk diana #25

     "Dim , bangun dim"
     "Dimas akan segera sadar kok , tenang saja , hanya gegar kepala ringan , justru yang harus kita kwatirkan bukan kepalanya"
     "Dok , kakinya dimas gimana dok"

     "Syukurlah kamu sudah sadar ya dimas , istirahat yang banyak , ingat kaki kakanmu ini cederanya cukup parah , jangan di pakai untuk yang berat-berat dulu , apa lagi untuk main bola" kata sang dokter lalu meninggalkan ruang perawatanku , "tim kita jadinya gimana don" tanyaku ke brandon yang berdiri di samping tempat tidurku , "lu ga usah pikirin sepak bola dulu , piala itu udah ga ada maknanya , masi ada kompetisi selanjutnya" , "eh dim , makan dulu yuk" sambung celine sambil mengambil piring berisi makanan yang sudah disiapkan oleh rumah sakit , "gue makan sendiri aja" kataku menolak ketika celine ingin menyuapiku.

     "Dim , gue udah telpon bokap lu , katanya dia bakal sampe di jakarta besok" kata brandon yang sedang duduk di sofa di kamar rawatku. "Emangnya dia peduli?" Jawabku singkat sambil tetap bersandar di sandaran tempat tidurku.

     "Kan udah papa bilang , kamu ga usah nekat ke jakarta , begini kan jadinya , setelah kamu baikkan, kita pulang ke bandung"
     "Aku tetep mau di jakarta"
     "Mau jadi apa kamu kalo di tetap di jakarta , sekolah ga jelas , stiap hari kerjanya cuma main bola , nanti kalo kaki kamu udah lumpuh baru tau kamu"
     "Aku tetep mau di jakarta"

     Mungkin pertengkaran antara aku dan ayahku terdengar sampai keluar kamar , mungkin brandon dan arya bisa mendengarnya , mendengar semuanya dengan jelas. Ini lah penyebab aku tak mau ayah datang ke jakarta , aku tak mau ayah tau jika sesuatu menimpaku , dia pasti akan selalu menyalahkan keputusan bodohku yang memilih untuk ke jakarta dari pada tinggal bersamanya di bandung.

#bersambung.

Selasa, 17 Mei 2016

Selamat malam untuk diana #24

     "engga kerasa ya , seminggu lagi lu balik ke indonesia" kata ku ke cindy di tengah-tengah obrolan kami di dalam sebuah coffee shop. "Iya , seminggu lagi , ga kerasa ya" lanjut cindy , pembicaraan hangat pun terus berlanjut , mengulang-ngulang kembali apa saja yang pernah kita lalui selama di sini , hingga kita lupa betapa dinginnya salju di luar karna kami terhangatkan oleh kenangan di dalam diri kami.

     "dim , pernah LDRan ga?" Tanya cindy di bawah turunnya hujan salju di tengah perjalanan pulang kami , "LDR? Pacaran aja belom pernah , gimana mau LDRan" jawabku santai , "kalo misalnya suatu hari nanti musti LDRan gimana?" Tanya cindy lagi , "engga tau deh , belum kepikiran" jawab ku sambil tersenyum ke cindy.

      "Dim , lu mau nganter anak-anak  pada balik ke airport ga?" Tanya hansen kepadaku , "yang anak indo jam berapa?" Tanyaku sambil tetap rebahan di sofa ruang tamuku , "jam 5 sore" jawab hansen , "ohh" , "datengla ya lu , temenin gue , kan skalian lu mau say goodbye ke cindy" lanjut hansen memelas agar aku ikut untuk menemaninya , "keknya ga butuh say goodbye" jawabku.

     Jam telah munjukan 5:10 waktu den bosch , aku tak datang ke bandara saat itu ,mungkin aku tak perlu mengatakan selamat tinggal lagi kepada cindy , karna aku sudah melakukannya sebelum aku benar-benar harus mengatakan selamat tinggal padanya.

     "LDR itu berat kalo di jalanin , tapi ketika LDR itu berhasil di jalanin , pasti worth it banget" kata cindy saat sedang perjalanan pulang kemarin , "sok tau amat ya bu" jawabku bercanda padanya , "ih beneran" , "tau dari mana coba? Kata orang?" Jawab ku kembali meledeknya. "Ini kan skarang aku lagi LDR" jawab cindy yang membuat jantungku berhenti seketika , "dan besok kan udah pulang , berarti aku berhasil dong?" Lanjut cindy sambil senyum-senyum , "aku tuh kemaren sempet brantem sama dia , gara-gara dia ga setuju kalo aku exchange ke sini , padahal ini kan impian aku semenjak SMA dulu , mangkanya waktu itu dia telepon-telepon aku tapi aku engga jawab" cindy yang terus bercerita dengan senyum manisnya , senyum yang sempat singgah di hidupku.

     Aku memilih untuk pergi , aku memilih untuk menjauh , aku memilih untuk melupakan , karna aku takut , ketika aku berusaha untuk bersamanya , aku tak bisa mencintai dia seperti orang lain yang seharusnya mencintainya , atau bahkan orang itu bisa mencintainya lebih dari pada aku mencintainya. "Selamat tinggal cindy".

#bersambung.

Jumat, 13 Mei 2016

Selamat malam untuk diana #23

     Pagi itu sama seperti hari biasanya , cuaca cerah , suara bubur ayam sudah mengisi pagi daerah kali pasir cikini. "Dim buruan dim, lama  amat lu" teriak brandon dari ruang tamu kostan kami , "sabar ah" kataku teriak dari dalam kamar , "lu ngapain si , dandan lu" kata brandon sambil berjalan ke arah kamar , "pake wax? Sejak kapan lu pake wax?" Tanya brandon ketika melihatku yang sedang memakai wax , "bawel lu , nyobain skali-skali" jawab ku berusaha mengelak , "yaudah buruan ah , ntar tukang buburnya keburu rame" kata brandon sembari keluar dari kamar.

     "Bubur ayamnya satu mas" , "saya juga mas, kek biasa ya" kataku kepada pak mansur , penjual bubur ayam langganan di dekat kostan kami berdua. "Dim lu ngapain masukin tiket ke buku fisika , itu buku fisika siapa lagi? Yang kemaren si van drel van drel itu" kata brandon meihat ku memasukan tiket pertandingan futsal ku besok ke dalam buku fisika diana , "van drielst" kataku sambil memasukan buku itu ke dalam tas. "Bukannya lu dulu kesel sama dia ya bawel gara-gara interview majalah sekolah?" Tanya brandon sambil menyuap bubur ayamnya, "ini cuma buat tiket masuk motret doang kok , dia minta tolong doang" jawabku mengelak sambil menyuap buburku , "halah sok-sok an lu , kek gue ga tau lu aja , gue kan temen lu dari SMP , ngapain coba di pake di selip-selipin di dalem buku" kata brandon sambil senyum-senyum kecil , aku pun hanya tersenyum dan terus menyuap buburku menandakan tebakan brandon benar.

     "Latian futsal lagi?" Tanya celine ketika kami anak-anak futsal sedang siap-siap di kantin sekolah , "iya" jawabku ke celine sambil mengikat tali sepatu futsalku , "eh bentar ya" kata ku ke celine sambil beranjak mengambil buku fisika diana di dalam tasku. "Din ni buku fisika lu" kataku dari jendela kelas diana , "buku fisika? Oh yaampun gue cariin ni buku dari tadi , lu ngambil ya" jawab diana bercanda kepadaku , "gue buang ni bukunya" jawabku bercanda balik ke diana , "makasi ya" kata diana sambil mengambil bukunya , "abis ini kelas fisika kan lu?" , "kok lu tau?" Jawab diana dengan wajah bingung , "hebat kan? Emang elu doang yang bisa liat biodata gue di wali kelas" kataku dengan tertawa kecil lalu pergi meninggalkan kelas diana.

     Kakiku mulai gemetar , di tambah suara riuh dari luar ruang ganti yang terdengar sampai ke dalam. "Hayoo anak-anak main yang serius , fokus , jangan ngelakuin kesalahan , pulang kita bawa tiket menuju final" kata coach herman berusaha menyemangati kami sambil menepuk pundakku.

     "Ini dia , para pemain dari kedua team , SMA PSKD dan SMAK Kalam Kudus , arya captain dari PSKD dan carlos captain dari Kalam Kudus".

     Ketika aku memasuki lapangan , mataku terus mencari ke arah bangku penonton "dimana diana , dia dateng ga ya , dia liat tiketnya ga ya" pikirku saat itu.

     "*prrriiitttt* peliut panjang tanda mulainya pertandingan sudah di tiup , ini dia pertandingan semifinal piagam futsal DKI , PSKD melawan Kalam Kudus."

     "Arya mengoper pada dimas , dimas menggocek , di jaga edwin disana , edwin di lewati oleh dimas , dimas , masi dimas , dimas menendang , ohhh!!! masi bisa di tepis sang kiper sodara-sodara".

     "Carlos membawa bola , menggocek ivan sodara-sodara , masi carlos , peluang di sana , carlos menendang dari luar kotak penalti dan GOLLL!!! Kalam Kudus memimpin 1-0 pada pertandingan semifinal kali ini".

     "Dimas membawa bola , di oper ke arya , operan balik pada dimas , dimas di tabrak oleh carlos , dimas terjatuh sodara-sodara , carlos menggambil bola , dan tidak pelanggaran sodara-sodara , coach herman pelatih PSKD mulai protes kepada wasit".

     "Hayoo dong main yang bener , kita ketinggalan 1 angka , dimas kamu cari ruang , arya , terobos , jangan takut , tabrak aja" ceramah coach herman dengan sedikit marah ketika kami turun minum. Saat itu mental ku dan kawan-kawan sudah jatuh, karna di babak pertama kami seperti di pecundangi oleh Kalam Kudus

     "Para pemain mulai memasuki lapangan kembali , bersiap untuk babak kedua". "Dimass ayo dimass!!" Teriak seorang wanita dari bangku penonton , aku sempat senang karna ku pikir diana datang,  tapi ketika ku menengokkan kepala ku , ternyata itu celine.

     "Ini dia babak ke 2 sodara-sodara , apakah arya , dimas , dan kawan-kawan dapat mengubah kedudukan , pemain bersiap , *prriittt* selamat menyasikan babak ke 2 sodara-sodara".

     "Carlos mengoper pada edwin , edwin memainkan bola , dioper pada ricard , ricard mengoper pada carlos , ohh! di intercept oleh dimas , penonton mulai berteriak , dimas menggiring bola , julio berusaha menghadang , di gocek oleh dimas , dimas terus membawa bola , one on one dengan kiper , dimas menendang dan GOLLLL!!!! Permainan yang sangat bagus dari dimas sodara-sodara".

    "Dimas menggocek edwin , di press ricard , ricard juga di lewati oleh dimas , luar biasa , ohhh!! Tackle keras dari carlos tiba-tiba datang dari belakang dimas , dimas terjatuh benar-benar kencang , dan sepertinya dimas tak sadarkan diri sodara-sodara, kepalanya terbentur lantai lapangan futsal sepertinya, coach herman mulai panik , tandu mulai di datangkan ke tengah lapangan , sepertinya pertandingan terpaksa di hentikan untuk sementara , para penonton terlihat panik melihat kondisi dimas yang tak sadarkan diri hingga harus di bawa oleh tandu".

#bersambung.

#bersambung.

Kamis, 12 Mei 2016

Selamat malam untuk diana #22

     "Din , ini gimana si?"
     "elu kalo nanya gue terus kapan bisanya?"
     "Entarla , tunggu kudanil bisa terbang" kataku bercanda ke diana , "iya de terserah lu" kata diana sambil tertawa kecil. "Permisi mau manggil dimas" kata coach herman masuk ke dalam kelas ku ketika kami sedang kerja kelompok.

     "Ada apa dim?" Tanya diana ketika aku kembali masuk ke dalam kelas , "kata coach herman , pelatih tim sepakbola "Lyon Djakarta"  nelpon coach herman tadi , dan katanya kalo gue bisa main bagus di pertandingan sisa piagam futsal DKI gue kemungkinan bisa dapet kesempatan main di sana" ,  "wii bagus dong" jawab diana sambil tersenyum.

     "Tendang dim tendang , bagus , lanjut terus , rotasi yang bener" kata coach herman melatih kami di bawah terik sinar matahari tepat jam 12 siang. Lusa pertandingan semifinal piagam futsal DKI , sehingga coach herman meminta kami untuk keluar dari kelas dan latihan futsal. "Coach cape coach" kata wilson salah satu rekan satu tim ku , "ga ada kata cape , cape minum abis itu balik lagi ke lapangan , taun lalu kakak kelas kalian itu kelas 12 , menurut kalian kenapa gagal angkat piala , 3 tournament , 2 semi-final , 1 final , ga ada yang angkat piala , ya karna sama kayak kalian ini , malas latihan , lawan yang akan kalian hadapi itu akan semakin susah , latihan juga harus semakin benar , kalian pikir gocekan dimas , tendangan arya bisa buat kalian menang , engga , banyak team-team hebat di luar sana , apa lagi ini piagam futsal DKI , tournament besar" oceh coach herman dari pinggir lapangan.

     "ok istirahat 15 menit , kalian makan siang dulu sana , udah jam setengah 1 , habis itu balik latihan lagi" kata coach herman membubarkan kami , "hey dimas , ini kunci gym , habis makan tolong kamu ke sana ambil 3 bola lagi" lanjut coach jim sambil memberikan kunci jim kepadaku.

     "Aku kan bertahan
Meski takkan mungkin
Menerjang kisahnya
Walau perih, walau perih
Salahkah aku terlalu cinta
Berharap semua kan kembali
Kau buang aku, tinggalkan diriku
Kau hancurkan aku seakan ku tak pernah ada"

     Aku sambil menyanyikan lagu vierra- perih , berjalan sendiri ke arah gym , hingga di tengah perjalan aku melihat sebuah buku fisika , aku pun menggambil buku itu dan tertulis sebuah nama di cover buku itu "Diana Van Drielst" , pertama kali aku membaca nama itu aku sempat bingung kenapa nama belakang diana adalah nama belanda.

     Aku pun kembali ke lapangan untuk latihan setelah menaruh buku diana ke dalam tas ku yang ku letakan di pinggir lapangan. "Ton , lu kan anak yang paling banyak tahu diantara kita , gue mau nanya dong" kataku ke tony ketika kami sedang istirahat minum di pinggir lapangan , "tanya apaan?" Jawab tony sambil meminum airnya , "anak sekolah kita ada yang keturunan bule ga? Inggris , belanda gitu?" , "mana ada , ada paling si celine noh , itu juga cuma pernah sekolah sama bule , mang kenapa , ga cukup lu ngegebet satu" jawab tony bercanda ,"seriusan ni gue" jawab ku sedikit bete , "kenapa si emangnya?" Tanya tony sedikit bingung , "gue minta tolong lu dong , buat cari informasi tentang anak-anak sini yang punya keturunan bule , nyokap lu kan staff sekolah" kataku , "mangnya buat apaan dulu?" Jawab tony dengan semakin bingung , "buat laporan sejarah" jawabku menggada-ngada sambil meminum airku. "Hey kalian jangan lama-lama istirahatnya , cepat balik lagi ke lapangan" teriak coach herman dari tengah lapangan.

     "Lu ngapain si dim ngeliatin buku fisika daritadi lu gue perhatiin" tanya brandon sambil bermain pointblank di komputer , "gue bingung de don , kenapa si diana ada nama belandanya , diana van drielst" kataku sambil terus memandangi tulisan nama diana di cover buku fisika itu. "Diana? Penting banget lu ngurusin dia" kata brandon sambil tetap fokus pada pointblank , "gue bingung aja gitu kenapa van drielst , kenapa nama belanda , kenapa ga anastasia , santoso , grace kek" , "ya suka-suka bokapnya la , gimana si lu" kata brandon bercanda , "ah lu mah orang lagi serius" kataku , "udah ngapain lu pikirin terus , entar malah kebawa mimpi" kata brandon bercanda. Diana Van Drielst.

#bersambung.

Selasa, 10 Mei 2016

Selamat malam untuk diana #21

     Kesibukan kampus membuat hariku cukup penat , bangun pagi , mandi , siap-siap , berangkat kuliah , tugas kelompok ,  rapat panitia anak exchange , monitorin anak-anak exchange. Jam 5 sore aku baru bisa balik ke apartment untuk istirahat sejenak. Secangkir kopi hangat sesudah badan ini di guyur air hangat dari shower cukup menangkan bagi diriku.

     "Kak dimas , nanti malem kita anak-anak exchange group 3 mau makan malem , kakak kan mentornya , ikut makan malem bareng yuk" sebuah notifikasi line dari cindy masuk ke handphone ku. "Boleh cin , dimana?" jawab ku singkat.

     Salju mulai menutupi sedikit demi sedikit jalanan kota den bosch, "kak , disini kalo salju bisa setebel apa?" Tanya cindy padaku di tengah perjalanan kami ke restaurant tempat kami makan malam , "udah hampir 3 minggu di sini , lu masi aja manggil gue kakak" kataku bercanda padanya. "Kan itu sopan namanya ka..." , "apa? Kakak lagi?" Jawab ku bercandanya padanya. Malam itu menjadi malam penuh tawa antara kami semua , malam dimana anak-anak dari berbagai negara bercakap-cakap , canda-tawa bersama di satu meja makan yang sama.

     "Kak dimas , besok aku ada kelas di ruang 3420 , itu kelas apa ya , baru pertama kali" tanya cindy ketika kami di perjalanan pulang , "oh itu , gue juga ada kelas itu besok , jalan bareng aja kalo mau" jawabku , "seriusan? Ok de" kata cindy sambil tersenyum manis dan menunjukan wajah excitednya, "besok gue jemput ya" kataku santai. "Cindy , andai aja gue berani buat bilang, senyuman lu , tawa lu , excitednya lu , penasarannya lu , mengingatkan gue akan seseorang dulu , mengingatkan gue untuk jatuh cinta lagi" kataku dalam hati sambil memandangi kagum senyum manis cindy yang ku balas senyuman di bawah lampu jalan malam den bosch.

     "Udah siap?" Tanya ku ketika melihat cindy keluar dari gedung dormnya , "udah dong" jawab cindy dengan penuh semangat , gue ga tahu kenapa dia bisa sesemangat itu hari itu. "Kak kalo ini cara ngerjainnya gimana?".

#bersambung.

    

Senin, 09 Mei 2016

Selamat malam untuk diana #20

     "Gila gue keren banget ya" kataku bercanda ke diana ketika melihat dia mengedit foto-fotoku saat pertandingan kemarin ketika kerja kelompok mat , "gila foto gue banyak juga ya , lu ngefans ya sama gue" lanjut ku , "bawel lu , kerjain aja tuh tugas" jawab diana sambil sedikit tertawa. "Eh lu tanding lagi tuh kapan si?" Tanya diana , "lom tau , jadwalnya lom keluar , palingan 2 minggu lagi" jawab ku santai , "lu motret lagi entar?" Lanjut ku , "keknya si begitu kalo gue di panggil sama panita , kalo engga ya motret buat majalah sekolah" jawab diana , "eh dim , keknya gue mau motret lu pada latihan deh , bole ga?" Tanya diana , "besok kita latihan pulang skolah , dateng aja" jawab ku sambil tersenyum.

     "Dimas oper dimas , arya lebih cepat larinya , nah bagus kayak gitu , defend yang bagus , jaga yang benar" kata coach melatih kami di lapangan futsal sekolah. "Coach jadwal pertandingan udah keluar?" Tanya ku sambil berjalan untuk mengambil minum , "belum dim , kemungkinan si lusa baru keluar jadwalnya dari panitia , kita prepare aja dari sekarang biar lebih bagus kan" jawab coach herman , sebenernya aku cukup dekat dengan coach herman , dulu dia teman SMA mamaku, dan dia tahu kalau aku jago main bolanya , sehingga iya menawarkan untuk datang ke jakarta ke SMA PSKD tempat dia melatih. "Hayo! semua latihan lagi , jangan kelamaan istirahatnya" lanjut coach herman.

     "Cape juga ya gue liatin lu pada latihan futsal" kata diana duduk di bangku lapangan sebelahku , sedangkan aku duduk di lantai lapangan , "capean pas pertandingan , kalo ini kita latihan tenang , kalo pertandingan mah tegang , ga boleh salah" jawab ku sambil meminum air minumku , "lu masi tegang dim? Bukannya lu dari dulu udah sering juara , di SMP lu pernah menang piala sepakbola U15 bandung kan?" Tanya dia , "kok lu tahu?" Jawab ku bingung , "gara-gara kemarin lu ga mau di wawancara , gue minta data-data lu sama wali kelas lu" jawab diana santai sambil sedikit tersenyum puas. Lalu tiba-tiba terdengar suara teriakan laki-laki dari belakang lapangan "diana!" , terry datang untuk menjemput diana , "gue balik dulu ya dim" kata diana sambil membereskan cameranya , "yo ai" jawabku.

     "Itu cowonya?" Tanya brandon setelah terry dan diana jalan menjauh , "mana gue tau" , "sewot amat lu" kata brandon sambil bercanda , "tapi ganteng si dim" lanjut brandon , "lu homo ya?" Jawab ku bercanda ke brandon.

     "Don, temenin gue ke toilet yuk" kata ku ke brandon ketika kami di kelas geografi keosakan harinya, "itu kan pak suryo di depan" kata brandon bisik-bisik , "dia kan lagi fokus baca , dia ga bakal meratiin kalo lagi fokus baca , loncat jendela aja" kataku , akhirnya brandon pun menemaniku nekad loncat jendela. "Eh toilet kan di kiri , lu ngapain ke kanan" tanya brandon bingung karna aku berjalan ke arah kanan , "udah ikut aja" kataku santai.

     "Lu ngapain gile , ini kan daerah anak ipa , lu tahu sendiri guru-guru ipa kalo liat kita berkliaran di depan kelas , "tenang aja , ipa 2 pelajaran BI pak yusuf , paling dia lagi makan bakmie di kantin" jawab ku dengan terus berjalan percaya diri , "ipa 2 kelas siapa gile , arya kan ipa 3" tanya brandon bingung.

     "Heh! Ngapain itu kalian berdua di luar kelas" teriak seorang cewe dari belakang , ketika ku menengokan kepalaku ternyata ibu kartini , guru akuntasi ku. "Dimas lagi dimas lagi , kamu juga ngapain brandon , kali berdua dasar ya , pulang sekolah ketemu saya di kantor".

#bersambung.

Minggu, 08 Mei 2016

Selamat malam untuk diana #19

     "Dimas menggocek , masi menguasai bola , mengoper pada pemain nomor 4 , arya disana , mencari celah , mengoper pada nomor 14 , ivan menggocek , peluang disana , dia menendang dan GOLLL!!! SMA PSKD berhasil unggul 1-0 dari SMA Al-azhar sodara-sodara".

     "Dimas kamu cari celah ke tengah ,  defender mereka lemah , kamu arya mainin bola di luar kotak penalti , biar ivan sama dimas aja yang nerobos ke dalam" kata coach kami saat sedang turun minum.

     "Dimas , dimas , dimas" suara seporter memenuhi lapangan futsal sekolah saat itu , kami parah pemain mulai memasuki lapangan bersiap untuk babak ke 2.

     "*priitttt* peluit tanda mulainya babak ke 2 sudah di tiup sodara-dara , arya masi memainkan bola , mengoper pada dimas , dimas menggocek , dimas membawa bola , di pressing 2 pemain sekaligus , wow di luar dugaan , 2"nya di lewati dengan mudah oleh dimas , menendang dari luar kotak penalti dan GOLLL!!! Gol cepat dari dimas , luar biasa sekali".

     "Dimas menggocek , melewati pemain nomor 10 , berusaha menggocek lagi dan ohhh tackle keras dari pemain nomor 7 Al-azhar , dimas terkapar di tengah lapangan sodara-sodara , beberapa pemain satu tim dimas mulai menghampiri dimas".

     "Dim lu gapapa dim" suara brandon menghampiri ku dengan kuatir , "woi tandu woi!" teriak arya , "engga ar ga usah , gue masi bisa main" kataku dengan berusaha berdiri , "kamu ga usah maksain dim , kita udah unggul 2-0" kata coachku berusaha menahanku untuk berdiri , "aku bisa coach" kataku memaksa untuk melanjutkan permainan.

     "Freekick dari PSKD , dimas yang akan menggambil freekick sodara-sodara , dimas menggambil ancang-ancang ,dia menendang dan GOLLL!!! Tendangan ke ujung kanan atas gawang yang tak bisa di halau oleh sang kiper membuat PSKD unggul 3-0 atas Al-azhar".

     "Dim lu keren banget"
     "Dim selamat ya , semifinal nih"
     "Keren abis dim"

     Itulah kata orang-orang menghampiriku setelah pertandingan usai , sekolah ku berhasil masuk ke semifinal piagam futsal DKI yang belum ditentukan kapan waktunya.

     "Dim lu masi inget terry kan , dia tadi abis motret pertandingan lu" kata diana menghampiriku , "tadi lu keren banget , besok fotonya bakal gue edit , dan lusa foto lu bakal ada poster piagam futsal DKI" sambung terry , "thank you - thank you" kataku ke mereka berdua , "dimasss" suara wanita memanggil dari belakang , "dimas kamu tadi keren banget" kata celine menghampiriku , "gue mau mandi dulu ya" kataku ke celine , "duluan ya" sambung ku ke terry dan diana , lalu aku pun beranjak meninggalkan mereka.

#bersambung.

Sabtu, 07 Mei 2016

Selamat malam untuk diana #18

     "Lu kenapa , tumben amat main bola sendirian" tanya diana menghampiriku yang sedang sendirian menendang-nendang bola di lapangan sekolah , "lu sendiri ngapain disini? Bubaran sekolah kan udah 1 jam yang lalu?" Tanya ku balik kepadanya , "aneh ya lu jadi orang ditanya malah nanya balik" , "eh kemaren gue motret pertandingan jakarta football cup , tapi kenapa gue ga liat elu?" Lanjut diana sambil duduk di bangku pinggir lapangan , "waktu percobaan gue udah abis di sekolah sepakbola arsenal" kata ku singkat sambil tetap menendang-nendang bola "oiya kemaren mereka menang ga?" Lanjut ku , "mereka menang kok , lanjut ke babak selanjutnya , besok gue mau motret lagi disana , pertandingan mereka jam 1 siang , lu dateng aja" jawab diana , "yaudah" balasku.

     Keesokan harinya aku datang ke jakarta football cup bersama brandon , saat aku sampai disana sekolah sepakbola arsenal belum bertanding , saat itu masi tim lain yang bermain , aku pun menuju ke ticketing dan membeli tiket masuk "tiketnya 2 ya mba" kataku ke penjaga loket itu. "Gile rame banget ye" kata brandon kepadaku sebahis kami membeli tiket , "kalo ga rame namanya bukan jakarta football club bro" balasku ke brandon , akhirnya aku dan brandon pun masuk ke dalam stadion jakarta football cup , "gile bro , banyak bintang yang terlahir dari lapangan ini" kataku ke brandon saat kami melihat lapangan jakarta football cup tepat berada di depan kami , "andai ya gue bisa main disini" lanjutku lagi.

     "Dimass!!" Suara teriakan cewe memanggil ku dari arah pinggir lapangan , diana sedang memotret disana , "dim kenalin ini terry , feldy , sama tania , mereka satu perkumpulan fotografi sama gue" kata diana ketika aku dan brandon menghampirinya , "dimas kan? Gue kemarin sempet motret buat acara piagam futsal DKI , yang pertandingan futsal antar SMA , selamat ya tinggal satu langkah lagi lu berhasil bawa sekolah lu masuk semifinal" kata terry sambil menyalamiku , "oh ini yang namanya dimas si nomor 8 dari jakarta selatan" sambung feldy sambil menyalamiku juga , "lu tau ga si dim , kemaren gue bilang ke mereka kalo lu mau dateng , dan ternyata mereka tau elu" kata diana , "kakak gue salah satu panitia piagam futsal DKI , dan di kalangan panitia nama lu tuh terkenal" sambung terry lagi.

     Pertandingan sekolah sepakbola arsenal pun dimulai , mereka berhasil membawa pulang kemenangan 2-0 mengalahkan lawan mereka , "andai aku bisa bermain disana" kataku dalam hati.

     "Gue balik dulu ya" kataku ke diana saat pertandingan telah usai  , "ohiya ini kita juga udah pada mau balik kok" jawab diana sambil membereskan perlengkapan fotografinya , "din , lu jadi balik bareng gue kan?" Tanya terry ke diana , "jadi kok" jawab diana.

#bersambung

Kamis, 05 Mei 2016

Selamat malam untuk diana #17

     "Wah gila akhirnya ni kelas selesai juga" kata raymond ketika bubaran kampus , "gue ga ngerti apa-apa itu guru ngomong apa" kata ku sambil berjalan keluar kelas.
     "cuy , ntar malem jeri ngajak clubbing" sebuah notifikasi line dari hansen masuk ke handphoneku , "males ah , lu ajak yang lain aja" balasku kepadanya , "ini semua anak indo diajak" balas hansen lagi , "males ah" jawabku.

     malam itu aku sendirian di apartmentku , semua anak indonesia ikut clubbing kecuali aku , aku sibuk dengan playstation ku hingga tiba-tiba ada telepon masuk dari hansen.

     "Lu gila ya , lu bikin anak orang sampe mabok kek gini" kataku setelah aku melayangkan sebuah pukulan ke wajah jeri , hansen menelepon ku untuk meminta tolong kepada ku karna anak-anak pada mabuk berat , saat itu hanya tersisa beberapa anak yang sadar , dan cindy adalah salah satu anak yang sudah mabuk berat , dan aku tahu ini pasti ulah jeri karna dia sangat suka membuat orang lain mabuk. Jujur saat itu aku tak begitu peduli kepada anak yang lain , hanya satu orang yang bisa membuat ku marah pada malam itu , cindy , aku tak tahu mengapa , tapi aku marah ketika cindy dibuat mabuk oleh jeri.

     "Eh anjing lu kenapa mukul gue" kata jeri berdiri sambil ingin memukul ku , tapi aku berhasil menangkisnya dan melayangkan satu pukulan lagi padanya "elu yang anjing" kataku. "Lu berdua ga usah berantem tai , mening lu pada bantuin gue buat ngebawa ni orang pada" kata hansen di tengah perkelahian kami. Akhirnya kami membawa mereka semua ke apartmentku , aku pun merebahkan cindy di kasur ku , akupun sempat memandangi wajah cindy untuk sesaat lalu menyelimutinya , aku duduk sebentar di pinggiran kasur dan menatapi cindy yang tertidur pulas karna mabuk , tak tahu kenapa , tapi aku seperti memiliki rasa tertarik pada cindy.

     "Udah bangun lu , ni sarapan dulu" kataku kepada cindy saat dia keluar dari kamarku, "aku kok bisa disini?" Tanya cindy bingung karna berada di apartmentku , "lu semalem tuh mabok berat , gue mau balikin ke dorm tapi udah tutup , jadi lu gue bawa ke sini" jawab ku sambil tetap mengolesi roti , "jadi ini rotinya buat aku?" Tanya cindy sambil duduk di bangku depan meja makan tempatku membuat roti , "ini roti buat gue , lu buat sendiri" kataku bercanda pada cindy sambil melahap roti buatan ku itu.

    "Lu semalem kenapa bisa mabuk gitu?" Tanya ku ke cindy , "lupa juga , abis kemarin kebawa susana gitu" kata cindy sambil membuat rotinya , " lu sering ke club di indo" tanya ku sambil mengunyah rotiku , "ga pernah si" kata cindy sambil tertawa , "lagian ga pernah ke club gaya-gaya sampe mabuk gitu" kataku sambil mengangkat kaki ku ke meja ruang tamu , "eh abis ini lu ga ada apa-apa kan?" Tanyaku ke cindy , "engga , emang kenapa?" Tanya cindy sambil memakan rotinya , "pergi yuk" ajakku.

#bersambung.

Selasa, 03 Mei 2016

Selamat malam untuk diana #16

     "pertandingan antara sekolah sepakbola arsenal melawan team mutiara putih asuhan coach yohanes ,ini akan berat bagi anak-anak asuh coach jim , kita tahu bawha coach yohanes berhasil membawa timnya menjuarai jakarta football cup selama 2 kali berturut-turut , dan kita lihat saudara-saudara , ada nama dimas di starting line up, pemain yang berhasil membuat pertahan persija kewalahan di babak kedua , akankah dia bermain secantik kemarin".

     "Umpan lambung ke pemain nomor 26, menggocek , menerobos ke dalam , dijaga ketat , masi memainkan bola , mengoper , operan balik , one two sodara-sodara , menusuk ke tengah, menggocek , one on one dengan kiper , tendang dan GOLLLL!!!! Dimas tetap bermain cantik sodara-sodara".

     "Dimas , masi dimas , dimas mengoper pada sang captain , operan balik dan ooowwwww tackle keras dari pemain nomor 15 , dimas terkapar di tengah lapangan , seperti nya sesuatu terjadi pada kaki kanan dimas , ia dipapah oleh rekan satu teamnya ke pinggir lapangan , dan ernest masuk menggantikan dimas , dimas dibawa masuk ke ruang ganti oleh tim medis , kita cuma bisa berharap yang terbaik untuknya".

     "Dimas kenapa?"
     "Gue mau masuk, gue mau ngeliat dimas"?
     "Dimas , dimas"
     "Dimas engga kenapa-kenapa dia lagi tidur sekarang"
    
     Begitu banyak teman-teman ku di luar kostanku , tapi aku sama sekali tak ingin menemui mereka , brandon dan arya berada di depan kostanku untuk mengawasi agar tak ada satu pun temanku yang masuk ke kostanku , karna aku sekarang benar-benar hanya ingin sendiri.

     "Dimas!" Teriak seorang wanita dari belakangku , ketika ku menengokan kepalaku , ternyata itu celine , "dimas kamu kenapa? Kamu gapapa kan? Ini kamu udah bisa jalan normal begini berarti kamu udah gapapa kan?" Kata celine sambil memegang tanganku , "gapapa kok" jawabku sambil melepaskan tangannya lalu pergi menuju ke kelasku. Ketika ku sampai di kelasku , ku melihat diana di dekat mejaku ,"tolong sekarang gue lagi engga mau di interview ato pertanyaan apapun yang lu mau tanya ke gue , gue lagi ga mau jawab , apa lagi buat majalah sekolah" kataku ketus ke diana karna aku tahu tujuannya ada di kelasku , "gue ga mau interview lu , gue cuma mau balikin pelindung kaki lu , kemarin ketinggalan di pinggir lapangan" jawab diana sambil memberikan pelindung kakiku , aku tak tahu apa yang akan terjadi dengan kakiku jika aku tak memaki pelindung kaki , karna pelindung kakiku saja hancur akibat tackle kemarin , "gue berani mastiin kalo ga ada satu pun anak majalah sekolah yang bakal nanya-nanya lu , karna keknya lu ga suka buat jadi bahan pembicaraan" lanjut diana lalu pergi keluar dari kelasku.

#bersambung.

    

Senin, 02 Mei 2016

Selamat malam untuk diana #15

     "Weiii dimas gila kemaren lu keren banget selamat ya"
     "Dimas , selamat ya kmaren lu keren banget , itu pertandingan perdana lu kan?"
     "Wuii jagoan kita ni , traktiran dong kemaren kan jadi MVP"

     Ya begitula kata teman-teman ku di kantin sekolah , hampir seluruh anak di sekolahku tahu apa yang terjadi kemarin di lapangan, secara tiba-tiba aku menjadi artis sekolah.

     "Dim , coach jim bilang apa kemaren?" Tanya angga kepadaku ketika kami sedang kerja kelompok matematika , "ga bilang apa-apa si dia" jawab gue , "lu kapan apa pertandingan lagi , gue sama anak-anak fotografi boleh foto lu ga pas main?, buat majalah sekolah" tanya angga kepadaku , "bolehla , kenapa engga" jawab ku santai , "maksud angga tuh , lu bisa tolongin kita ga buat dapet akses ke pinggir lapangan buat foto dari situ" potong diana , "bentar , kita?" Tanya gue bingung , "iya , diana salah satu team fotografi sekolah ini" sambung angga , "yaudah nanti gue kabarin ya , gue tanyain dulu ke coach jim" jawabku.

     "dim , nanti abis lu latihan futsal ada urusan?" Tanya celine menghampiriku ketika aku dan anak-anak futsal sedang siap-siap di pinggir lapangan , "ehh engga si , emang kenapa?" Jawab ku bingung , "temenin gue ke toko buku yuk" ajak celine yang membuatku kaget ketika mendengarnya , ku lihat ke arah brandon, dia memainkan matanya ke arahku sebagai kode agar aku mengatakan iya , "ok ga masalah" jawab ku ke celine , celine pun tersenyum dan pergi meninggalkanku di lapangan futsal.

     "Gile lu dim , baru dua bulan dia disini , udah bisa aja lu ngegebetnya" kata arya kepadaku , "dulu bukannya katanya ga mau dim" lanjut tony meledekku. "Kaga ah siapa yang sama dia , orang dia cuma minta tolong buat temenin beli buku" jawab ku mengelak , "ah bisa aja" lanjut vincent sambil bercanda sambil di ikuti tawa anak-anak.

     "Lu mau cari buku apa?" Tanyaku kepada celine ketika kami sudah berada di toko buku , "buku buat tugas biologi nih" jawab celine sambil melihat-melihat buku biologi yang sama sekali aku tak mengerti karna aku anak IPS.

     "Eh gue ke toilet dulu ya" kataku ke celine ketika ia masi sibuk mencari-cari buku , "oh ok ok" jawab celine sambil tetap mencari buku.

     "Sorry ya lama" kata celine ketika keluar dari toko buku , "santai aja kali" kataku sambil tersenyum kepadanya , "eh mau cari makan ga?" Tanyaku padanya , "dimana?" - "foodcourt mau ga?" Tanyaku lagi , "boleh" jawab celine.    

     Banyak sekali hal yang kubicarakan dengan celine , termasuk canda tawa di setiap pembicaraan kami di foodcourt itu , "eh cel , lusa dateng ya ke pertandingan gue lagi".

#bersambung.

Minggu, 01 Mei 2016

Selamat malam untuk diana #14

     "Nih PRnya" kataku ke diana sambil memberikan buku cetak yang 2 hari lalu diana berikan kepadaku , "eh dim nanti sore goodluck ya" kata celine ketika melewatiku , "oiya thank you" kataku sembari senyum kepada celine , "nanti sore ada apaan lu?" Tanya diana yang bingung karna celine berkata begitu padaku , "ada pertandingan antar club , dateng ye" kata ku santai ke diana sambil meninggalkannya pergi.

     "pertandingan besar pada hari ini , pertandingan persahabatan antara sekolah sepakbola arsenal melawan persija jakarta. Sekolah sepak bola arsenal kali ini membawa 3 nama baru di bangku cadangan mereka , wibowo dengan nomor punggung 45 , ernest dengan nomor punggung 32 , dan dimas dengan nomor punggung 26. Apakah ketiga pemain baru ini dapat mencuri hati coach jim pada sore hari ini".

     "Tendangan bebas dari team persija bung , pemain nomor punggung 17 yang akan mengambil tendangan , pemain nomor 17 bersiap , *prittt* dia mengambil ancang-ancang , dia menendang dan GOOOLLLL!!! , 2-0 persija bermain di atas angin melawan sekolah sepakbola arsenal , menit ke 42 , sejauh ini tak ada perlawanan berarti dari sekolah sepakbola arsenal."

     "Kalian ini gimana , main yang bener dong , kalo jaga ya di tempelin , tempelin terus , jangan di lepas!" Kata coach jim sambil dengan nada marahnya ketika kami berada di ruang ganti untuk turun minum , "wibowo kamu pemanasan , jadi beck kiri , itu pemain nomor 7 kamu tempel terus jangan sampe lepas , dimas kamu juga pemanasan , main di sayap kanan , jangan terlalu banyak pegang bola , banyakin umpan-umpan ke dalam" lanjut coach jim lagi , ketika coach jim berkata seperti itu , aku merasa ini adalah kesempatan emas bagiku untuk menggapai impianku , aku harus bermain semaksimal mungkin , tekadku dalam hati.

     "Ini dia 2 pemain baru dari bangku cadangan yang di turunkan coach jim , pemain nomor punggung 45 dan 26 , apakah mereka dapat membawa perubahan berarti bagi team mereka".

     "Pemain nomor 10 mengoper kepada pemain nomor 26 , di pressing oleh bek persija , dia menggocek ,gocekan yang begitu manis sodara-sodara , mencari teman , tidak ada pemain yang siap menyambut disana , kembali menggocek pemain belakang persija , menusuk kedalam kotak penalti , lari yang begitu cepat , crossing dan disambut pemain nomor 9 , tendang dan GOLLLL!!! Sekolah sepakbola arsenal kini memberikan perlawanan berarti pada persija".

     "Ayoo dimasss!!" Teriak celine dari bangku penonton , aku pun menolehkan kepalaku mendengar panggilnya dan tersenyum ke arahnya.

     "menit ke 75 , permainan masi alot sejak gol ke gawang persija tadi, captain dari sekolah sepakbola arsenal masi mengutak-ngatik bola mencari celah , masi sang captain , dia menggocek , berlari menusuk ke tengah , operan lambung ke sayap kanan , pemain nomor 26 menyambut disana , berusaha melewati bek kiri persija , dijaga ketat , woww bek kiri persija di kolongi sodara-sodara , umpan lambung ke tengah , mengadu bola udara , disundul sang captain dan GOLLL!!! Sekolah sepakbola arsenal berhasil menyamakan kedudukan , 2 umpan dari pemain nomor 26 , pemain yang baru masuk di babak ke 2 ini".

     "*pritttt* peluit panjang sudah di tiup tanda berakhirnya permainan kali ini , sekolah sepakbola arsenal berhasil menyamakan kedudukan hingga menit terakhir, mungkin ini adalah pertanda baik setelah 4 kali pertandingan terakhir persija selalu bermain diatas angin melawan sekolah sepakbola arsenal , tapi pada pertandingan kali ini mereka merasakan tekanan yang berarti".

#bersambung.

Sabtu, 30 April 2016

Selamat malam untuk diana #13

      "martabak coklatnya satu ya, mau pake keju ga?" Tanya ku kepada diana di depan kedai martabak di kuta, "boleh" jawab diana, "kalo gitu jadinya campur ya mas" kataku lagi kepada penjual martabak itu. "Keknya besok aku mau ke bedugul de" , "bedugul? Sama siapa?" Tanya diana bingung , "sendiri si kayaknya , sewa mobil terus ke sana jalan-jalan liat pemandangan , katanya si disana ada danau yang bagus" Tanyaku sambil duduk di meja depan kedai martabak itu , "besok?" Tanya diana dengan wajah masi tak percaya , "iya besok , lagian kan meeting kita udah kelar , ada break satu hari sebelum balik , aku mau ke bedugul" kataku lagi meyakinkan diana , "tapi ngapain?" Tanya diana dengan raut wajah yang semakin bingung , "ya gapapa , pengen aja sendirian jalan-jalan liat pemandangan yang bagus" jawab ku sambil tersenyum ke diana.

     malam harinya aku sedang mengemas barang ku untuk esok hari , "ngapain ke bedugul coba bro , bali banyak cewe cantik , mening ntar maleman lu pergi clubbing sama gue" kata kevin sambil rebahan di kasur hotel memperhatikanku beres-beres barangku. "Gue butuh sesuatu yang tenang bro , bukan yang berisik" jawabku sambil tetap membereskan barang-barangku , "yaudah serah lu deh , emangnya kenapa si lu tiba-tiba pengen pergi sendirian gitu?" -"gapapa" kataku sambil menutup mini koperku.

     "Monggo mas ini kunci mobilnya" kata orang rental mobil yang akan ku sewa sambil memberikan kunci mobilnya padaku , jam 5 pagi mobil rental yang ku sewa diantarkan ke hotelku."makasi ya pak" kataku sembari ku mengambil kunci mobil itu , memasukan mini koperku ,lalu aku pun pergi meninggalkan hotelku , menuju ke bedugul.

     Lagu lost star menemani perjalanan ku , ku nyalakan lagu itu dari handphoneku yang ku sambungkan ke speaker mobil grand livina yang ku sewa. Pemadangan ombak mengisi sepanjang jalan yang ku lalui dari kuta menuju bedugul , tempat dimana aku akan menyendiri di sana untuk beberapa saat , mungkin aku terlalu lelah dengan yang namanya kepenatan , mungkin aku terlalu bosan dengan kelap-kelip lampu malam , atau mungkin aku terlalu lelah untuk percaya dengan yang namanya harapan.

     "Ini mba kamar yang saya pesan" kataku sambil menunjukan aplikasi pesan hotel online dari handphoneku , "oh atas nama mas dimas ya , kamarnya sudah disiapkan , mari mas saya antar ke kamarnya" kata receptionist hotel itu , "ohh ga usah , saya sendiri aja" kataku sambil mengambil kunci kamarku "makasi ya" lanjutku.

     Ku memasuki kamarku , ku taruh semua barang-barangku , ku berjalan membuka pintu teras kamarku ,pemandangan danau bedugul menemani sore hariku , duduk di teras kamar , memandangi danau yang tenang sambil menghirup udara yang sejuk "andai hatiku bisa setenang danau ini" gumamku dalam hati.

     Keesokan harinya jam 7 pagi aku sudah berada di airport international bali , tapi bukan untuk pulang ke bandung , melainkan aku anak naik penerbangan ke lombok jam 8 nanti , ternyata aku membutuhkan waktu untuk sendiri lebih dari 1 hari "dimas_26@gmail.com: kev , gue ga ikut penerbangan balik ke jakarta".
Aku pun mengirim email untuk memberitahu kevin sebelum aku naik ke pesawat penerbangan ke lombok , ku cabut headset di telinga ku , ku tarik kebawah sedikit topi kupluk ku , ku kantongi handphoneku , lalu aku pun mulai berdiri dari bangku tunggu , ku keluarkan tiket dari kantong belakang celana ku , sambil berjalan perlahan memasuki gerbong pesawat menuju ke lombok.

#bersambung.

Jumat, 29 April 2016

Selamat malam untuk diana #12

     "baliiii brother" kata kevin kepadaku ketika kami baru turun dari pesawat , "norak lu , kek ga pernah ke bali aja" jawabku kepadanya sambil bercanda. Sudah lama aku tak pernah menginjakan kaki lu lagi di bali , lama sekali , mungkin terakhir kalinya aku menginjakan kaki ku di bali ketika aku SMP dulu.

     "Kok mobil yang jemput kita belom ada ya" tanya mba karen kepada kami sambil terus mengecek handphonenya , "wah nunggu di luar gini panas juga ya , knapa ga nunggu di dalem aja?" Celetuk kevin sambil jongkok di sebelah kopernya dengan muka kepanasannya. "Di telfon ga bisa mba?" Tanyaku kepada mba karen , "engga bisa ni dari tadi di telponin ga masuk-masuk , kata orang kantornya supirnya udah jalan dari tadi" kata mba karen sambil mencoba untuk menelepon lagi. Sekitar 15 menitan akhirnya mobil jemputan kami sampai juga , kijang inova , ketika mobil itu sampai , kami langsung memasukan barang-barang kami , dan kami menuju hotel , checkin , dan mengistirahatkan badan kami yang sedikit lelah. "Jangan lupa nanti jam 6 standby ya , kita mau meeting nanti jam 7" kata mba karen mengingatkan kami sebelum masuk ke kamar masing-masing , aku dan kevin tidur di satu kamar , begitu pun dengan mba sari dan diana.

       "Gila gue cape banget" kataku sambil merebahkan badanku di kasur yang dekat jendela, kasur di kamar kami double bed, "eh kok lu ambil kasur yang itu si ah" kata kevin sambil menaru kopernya , "eh lu mau tidur , lu gila? Ini bali men , ga ada waktu buat tidur" kata kevin sambil membuka pintu balkon dan keluar ke balkon melihat pemandangan pantai dari kamar kami.

     "Ok meeting kita lanjutkan besok siang ya" kata pak burhan , investor kami dalam proyek kali ini , "baru jem 9 ni , jalan-jalan dulu yuk" kata kevin mengajak kita , "males ah" jawab ku santai , "yaudah de gue pergi sendiri" - "becandala , yodah yuk , kasian amat lu jalan-jalan sendiri , diana , mba karen ?" Tanyaku kepada mereka berdua. "Engga de , badanku cape , lagian tadi kan masi ada revisi dari pak burhan , masi ada yang harus di benerin ni malem" jawab diana , "saya nemenin diana aja , inget kalian berdua jangan pulang malem-malem , besok masi harus meeting lagi" sambung mba karen.

     Malam itu aku dan kevin jalan-jalan berduaan , menjadi dua orang lelaki yang nyasar di bali , "minum yuk" ajak kevin tiba-tiba ketika kami sedang duduk di pinggir pantai malam itu , "dimana?" Jawabku dengan santai , "kalo club males ah , cari bar aja , lagi pengen yang tenang-tenang gue" lanjutku , "yodah bentar gue cari dulu bar yang terkenal di sini" lanjut kevin sambil mengutak-ngatik handphonenya.

      "ada ni The Bush Telegraph Pub , tapi rada jauh dari sini" kata kevin setelah 5 menitan mengutak - ngatik handphonenya, "naik taxi aja apa dari sini?" Jawab ku sambil melihat jam tanganku "jam 11 si , masi ada ga ya".  "Coba aja dulu yuk , kedepan la , di pinggir laut gini mana ada taxi" kata kevin bercanda sambil beranjak dari tempat duduknya.

     "Balik jem berapa kalian semalem? Itu muka masi pada ngantuk banget" kata mba karen meledek kami ketika kami datang sarapan masi dengan muka bantal  , "abis ini kita langsung review materi yang buat meeting entar ya" sambung diana sambil memotong roti panggangnya , "abis ini?"tanya kevin sedikit terkejut , "gila baru mau tidur lagi" lanjut kevin masi dengan muka bantalnya yang lebih parah dari pada aku.

      "Mba karen mana?" Tanyaku ke diana yang sedang duduk sendirian di lobby , "tadi katanya mau beli minum bentar , kevin?" - "masi mandi" kataku sambil duduk di sofa seberang diana "jadwal hari ini meeting doang kan?" Lanjut ku bertanya ke diana , "kayaknya si iya" - "abis itu pergi yuk" ajak ku ke diana , "siapa aja?" Tanya diana , "berdua?" - "boleh".

#bersambung.

Kamis, 28 April 2016

Selamat malam untuk diana #11

     "kak dimas boleh minta tolong ga?" Sebuah notifikasi masuk ke handphoneku , dan ternyata itu adalah line dari cindy , "kenapa cin?" Tanyaku yang sedang menikmati malam hariku di kasur apartmentku , "aku abis ke minimarket , pas balik , dorm ku udah di kunci" balas cindy lagi , "lu di dorm yang mana?".

     "Lucu juga ya lu , bisa kekunci gitu" jawab ku sambil bercanda kepadanya , "ih , kok jahat si" balasnya sambil bercanda juga. "Gue udah telponin temen gue yang megang kunci cadangan dorm international , dia lagi pergi nonton , 1 jem lagi lah baru balik" - "lumayan lama ya" - "baru juga jem 11, dari pada malem ini tidur di luar ,eh balik ke minimarket lagi yuk, gue mau beli cemilan" kataku sambil melangkah balik menuju minimarket.

     ketika aku dan cindy sedang asik-asiknya ngobrol , tiba-tiba handphone cindy berbunyi dan ada sebuah notifikasi telepon masuk , ketika notifikasi itu masuk cindy hanya mendiamkannya hingga telepon itu mati dengan sendirinya , lalu handphone cindy berbunyi lagi karna masuknya telepon untuk kedua kalinya. "Kok ga diangkat cin?" Tanyaku memperhatikan cindy yang berusaha cuek dengan teleponnya , "biarin la , cape juga kalo di angkat" jawab cindy dengan raut yang sepertinya agak sedih.

     Malam itu cindy berhasil kembali ke kamarnya , hari-hari selanjutnya berjalan seperti biasa , belajar , kerjain tugas , ngurusin siswa exchange , balik ke apartment , masak indomie , ga ada yang berubah , indomie goreng tetap lebih enak dari pada indomie kuah.

     Kamis malam adalah malam dimana biasanya anak-anak indonesia ngumpul bareng dan cerita-cerita sharing tentang apa saja , dan biasanya basecampnya adalah di apartment aku dan hansen.

     "Ayu maen truth or dare yuk , mumpung ada anak-anak baru ni" usul hansen ketika kami sedang ngobrol-ngobrol di ruang tamu , "ayuk bole" celetuk bastian , murid indonesia 1 tahun di bawahku. Botol minum mulai di putar , satu persatu anak mulai kebagian , dan ketika putaran botol mulai memelan , putaran kali ini berhenti tepat di depanku , "ayu dimas dimas , ayu truth or dare dim?" Tanya hansen dengan penuh semangat  , "truth de truth" kataku , "kapan pertama kali lu pacaran?" Tanya hansen dengan semangat yang masi sama , "ga pernah" jawab ku santai , "bohong ah" - "eh beneran" kataku ke hansen sambil tertawa , "kalo suka sama cewe pernah berapa kali?" Celetuk cindy di tengah candaan kami , "wuanjirr pertanyaannya coyyy" celetuk bastian , aku sempat terdiam sejenak menatap ke arah cindy "suka sama cewe ya?" Kataku dengan tenang dan sedikit tersenyum dengan masi menatap ke arahnya, lalu tiba-tiba ada telepon masuk di handphone cindy , "ehh bentar-bentar ya" kata cindy mengambil handphonenya di sofa lalu keluar ke balkon apartment ku untuk mengangkat telepon itu , ia terlihat sedikit berbincang-bincang di luar , dan malam itu , pertanyaan itu belum sempat tersempat terjawab olehku.

#bersambung.

Rabu, 27 April 2016

Selamat malam untuk diana #10

     Den Bosch , holland, musim gugur 2013. Daun-daun sudah berguguran , sebentar lagi salju mulai menutupi seluruh jalan di Den Bosch. "Dim ,lu mau ikut ga , gue sama anak-anak yang lain mau nongkrong di cafe biasa" tanya hansen kepadaku yang sedang memakan indomie gorengku di meja makan kami , "sekarang? Indomie gue belom abis" kata ku sembari mengunyah indomieku , "udah yuk tinggal aja indomienya , banyak makanan enak di cafe , lu malah makan indomie , buruan pake jaketnya" kata hansen sembari mengambil jaketku di sofa ruang tamu dan melemparkannya padaku , "yaudah , sabar gue ganti celana dulu , gue masi pake boxer" kataku sembari beranjak menuju kamarku.

     "Caramel macchiato one please" kata ku ke barista cafe itu , "keknya jadi barista gitu keren ye" kata hansen kepadaku sambil memperhatikan barista cafe itu membuat kopi  , "barista tuh harus tahu macem-macem kopi , elu kan cuma bisa buat kopi item , siapa yang mau nerima elu" kata ku kepada hansen sambil bercanda. "This is your coffee sir" - "thank you" kataku sambil mengambil caramel macchiato ku.

     "What do you think if the cover for the poster look like this?" Tanya alex padaku , oiya alex ini teman kuliahku asal america , orang asli america , kulitnya hitam , rambutnya tipis , ga sampe 3cm kayaknya. "I think it's too complicated , how about like this" kataku sembari mengutak-ngatik desain di laptop alex , sembari nongkrong di cafe aku sambil membahas tugas dengan alex. Aku salah satu panitia student union di kampusku , tugas ku adalah mengurusi anak-anak international di kampusku , mungkin hal yang tidak mungkin bagi ku untuk menjadi pengurus di kampus jika melihat diriku sewaktu SMA dulu yang setiap hari kerjaannya cuma main bola terus. Sekarang aku dan alex sedang mengurusi poster untuk exchange antar anak international.

     Hari itu adalah hari kedatangan anak-anak exchange tahun pertama ke kampus ku , hansen adalah orang yang bertanggung jawab membawa mereka keliling kampus , sedangkang aku akan menjadi mentor mereka untuk 1 bulan ke depan. Aku adalah mentor dari group 3.

Group 3.
Mentor: dimas (Indonesia)

1. Heinrich (England)
2. Julius (Canada)
3. Maria (Malaysia)
4. Calen (Australia)
5. Cindy (Indonesia)
6. James (America)
7. Gandhi (India)
8. Chen jiaqi (China)
9. Kira (Japan)
10. Arch (America)

     Semua murid exchange di kumpulkan di main-hall , ketua panitia exchange student sedang melakukan ceramah di depan anak-anak exchange. "Orang indonya berapa banyak sen?" Tanyaku ke hansen , "sekitar 5-6 orangan la , di kelompok lu ada?" - "ada ni satu orang" kataku sambil menunjukan foto list kelompokku padanya.

     "Group three can meet your mentor in room 405".

     "Hey , im dimas , i came from indonesia , and i think there is one student came from indonesia too , cindy right?" Kataku berusaha mencari mana yang namanya cindy , "yes , it's me" jawab cindy sambil mengacungkan tangannya , ku akui cindy anaknya cantik , imut , dengan kacamata kotak dan rambut di kuncirnya.

     Saat itu aku menjelaskan semua peraturan dan kegiatan apa saja yang akan mereka lakukan selama sebulan di kampus ku.

     "Ok i think that's all , all of you can go , i hope you guys enjoy here and don't forget to come to main-hall at 6pm ok" kataku membubarkan kelompokku , "kak dimas" kata cindy sambil menghampiriku , "ga usah panggil kak , dimas aja" jawabku santai , "bole nanya ga? Orang indo yang kuliah di sini ada berapa orang ya?" Tanya cindy dengan nada sedikit gugup , "santai aja kali , sekitar 13an la , 14 sama gue , di tambah anak exchange jadi ada 20 oranganla" jawabku sambil mengira-ngira. "Oiya lu ada line? Biar gue invite ke group anak-anak indo disini" tanyaku sambil mengeluarkan handphone ku. "Ada kok , nih.."

#bersambung.
    

Selasa, 26 April 2016

Selamat malam untuk diana #9

Nama: dimas prakoso.
Kelas: 11IPS2.
Ulang tahun: 4 november .
Hobi: main bola.
Visi dan misi hidup:
membantu sungoku mengumpulkan 7 bola dragon ball.

     "Ini apaan visi misinya begini? Tolong serius dikit dong" kata diana dengan nada kesal ketika ku berikan kertas biodata yang dia minta aku isi , "apa lagi?" Jawab ku dengan nada agak malas , "ya ini masa visi misinya begini si , yang bener aja , mau di masukin majalah sekolah tapi kek gini" balas diana dengan nada marah lalu pergi meninggalkanku.

     "Ok anak-anak , karna kemarin bapak tidak masuk , kelas hari ini akan digabung menjadi 3 kelas , 11ips2 , 11ipa1 , 11ipa2 , sekarang kalian semua ke aula ya" kata guru matematikaku , pak ansu menggunakan speaker sekolah.

Kelompok 13:
-vincent
-heinrich
-tiffany
-cindy
-diana
-jevan
-abigail
-angga
-dimas
-natasya
 
     "Ingat tugas dikumpulkan 2 minggu lagi , jangan main-main , kerjakan dengan benar , kelas selesai" kata pak ansu , diikuti dengan bubarnya anak-anak.

     "Lu kenapa ga dateng kerja kelompok kemarin?" Tanya diana menghampiri ku yang sedang makan bakso di kantin , "gue ada latihan di sekolah bola" jawab ku singkat sambil tetap makan bakso , "tau ah , gue cape debat mulu sama lu , lu tuh keras kepala banget si" jawab diana lalu pergi meninggalkanku lagi , masi dengan emosi yang sama , kesal , seperti emosi dia yang sudah-sudah ketika pergi meninggalkanku.

     "iya dimas bung , bola masi di kuasi pemain nomor punggung 8 , masi mengutak-ngatik bola , menggocek , dan melewati dua pemain sekaligus , one on one dengan kiper , dimas menendang , jebrett dan GOOLLL!!! , team tandang jelas-jelas di pecundangi bung , 5-0 tanpa gol balasan , dimas membawa sekolahnya masuk semi-final djakarta football cup".

     "Udah selesai kan pertandingannya , ga ada alasan lagi , ni elu kerjain nomor 30 sampai 50 , besok kasih gue" kata diana menghampiri ku selesai aku keluar dari ruang ganti sambil menyodorkan sebuah buku , lalu aku hanya diam saja memandangi buku itu tapi aku tak mengambilnya , "masi ga mau? Ada latihan bola lagi? Yaudah" kata diana kesal namun pasrah sambil ingin beranjak pergi , tapi sebelum diana pergi ku ambil bukunya "lusa gue kasih lu" kata ku sambil berjalan melewatinya.

#bersambung.

Senin, 25 April 2016

Selamat malam untuk diana #8

      "Dim , lu tau ga kalo kalo ada anak baru?" Tanya tony kepadaku ketika kami sedang beristirahat minum di lapangan futsal sekolah , "anak baru , siapa?" Tanyaku setengah tak peduli sambil mengikat tali sepatu ku , "cantik men , terus katanya si dia pindahan dari ausy" kata tony dengan masih antusias dengan anak baru itu , "bule?" , "bukan ah , dia pernah sekolah di ausy , tapi bukan bule" lanjut dia lagi , "oh yaudah ga tertarik" jawab ku singkat sambil bercanda , "najis gaya loe tong tong" balas tony dengan sambil bercanda juga.

     "Oke anak-anak , besok coach sekolah bola arsenal bakal nonton pertandingan futsal kita melawan sekolah lawan , main secara maksimal , main yang antusias , bisa jadi coach jim milih kalian buat main di team dia" , kata pelatih futsal sekolah ku ketika membriefing kami semua , saat itu juga semua anak futsal menjadi antausias , termasuk aku , aku merasa impianku anak tercapai , menjadi pemain bola profesional , berawal dari beasiswa sekolah bola arsenal.

     "Don , latian bola lagi yuk , di lapangan deket kost-kostan" ajak ku ke brandon ketika kami selesai membereskan tas kami masing-masing , "yang deket kali itu? Lu ga iket terakhir kali kita main di situ , lu nendang tu bola sampe masuk kali , engga-engga , gue mau pulang , mau mandi" jawab brandon sambil berjalan memakai tasnya , "ayula , ini kan beda , besok ada coach dari sekolah bola arsenal" kata ku berusaha membujuk brandon , "eh nyet , gocekan lu , tendangan lu tuh udah ga di ragukan lagi se jakarta selatan" , "tapi kan besok kita lawan sekolah jakarta barat" , "terserah lu".

     "DIMAS DIMAS DIMAS!!!" banyak suara terdengar dari pinggir lapangan menyemangati ku , bukannya aku besar kepala , tapi bisa di bilang aku adalah messinya sekolah ku , aku menggunakan nomor punggung 8 , dan idola ku adalah iniesta.

     "Iya bung dimas menggocek , melewati pemain nomor 14 , mengoper pada pemain nomor 4 , one two , operan balik ke dimas , lagi-lagi menggocek pemain nomor 6 , umpan ke dalam , langsung di sambut pemain nomor 9 , dia menendang dan GOOLLLL!!!! , pemain nomor 8 sayap kanan sang tuan rumah tampil gemilang hari ini , 2 assist 1 gol , membuat tuan rumah unggul 3-0".

     "Dim , coach jim mau ngomong sama kamu" kata pelatih futsal ku memanggil ku di ruang ganti , membuat seketika ruangan menjadi hening , semua mata satu team tertujuh kepadaku , ku berdiri dan berjalan perlahan sedikit gugup di setiap langkahku.

     "Dim?" Tanya brandon ketika aku kembali ke ruang ganti , "gue...gue trial di sekolah bola arsenal!!!" kataku sambil menunjukan kaos team yang diberikan kepadaku , "WOOOO!!!" , seketika ruang ganti menjadi ribut , seluruh tim memelukku , dan kita semua loncat-loncat dan teriak-teriak kegirangan.

     "Dimas ya? Kenalin gue diana , kita anak-anak majalah sekolah mau wawancara lu sebagai salah satu anak dari sekolah ini yang bisa trial di sekolah bola arsenal". Pagi itu diana menghampiri ku yang sedang baca komik naruto duduk sendiri di bangku ku , dulu aku ga tahu dia siapa , sama sekali aku ga kenal , yang aku tahu cuma dia mengganggu ku yang sedang asik-asiknya baca komik naruto , malah narutonya lagi mau lawan neiji lagi di ujian chunin.

     "Kapan-kapan aja ya , jangan sekarang , lagi cape bekas pertandingan kemaren" jawab ku kepadanya dengan sedikit senyum dan kembali membaca komik naruto , "gila ya lu , baru keterima trial aja blagu banget" kata diana dengan nada kesal lalu pergi meninggalkanku , "dasar cewe" dalam hatiku , sambil aku terus melanjutkan membaca komikku.

     Satu hal yang tony lupa bilang , kalo cewe pindahan dari ausy itu cantiknya pake banget , namanya celine , emang si dia bukan bule , tapi rambutnya rada kecoklatan , dan yang gue baru tahu lagi , kalo dia gabung sama majalah sekolah, dan dia nyamperin gue ke kantin "dimas ya...." ya dia mengulangi lagi kata-kata yang diana ngomong ke gue tadi pagi dengan sama persis ,  cuma namanya aja yang di ganti.

     Karna dia cantik , akhirnya gue setuju untuk di wawancara.

#bersambung.
    
    
    

Sabtu, 23 April 2016

Selamat malam untuk diana #7

     "Makasih loh dim udah benerin mobil aku" , "santai aja , bukan aku kali yang benerin , yang benerin mah montir" kata ku sambil bercanda kepadanya , sambil mengisi setiap perbincangan antara aku dan diana sore itu di taman apartmentnya. "Eh dim , kamu main path ga?" Tanya diana sambil duduk di salah satu bangku taman, "hah?path?apaan tuh?" , "kurang update ya kamu , masi kayak dulu" jawab diana sambil bercanda padaku , "sini handphone kamu , biar aku download path skalian aku ajarin" lanjut diana lagi sambil meminta handphone ku.

     "@dimas_26: i'm at pascal food market with @dianaa".

     "Udah ngerti dim makenya? Jangan norak ah" kata diana becanda karna melihatku yang senyum-senyum sendiri karna pertama kali menggunakan path. "Iya-iya tahu mentang-mentang yang selalu update sama sosmed ,eh btw dulu waktu di london pake sosmed apa?" Tanyaku pada diana , dia dulu memang pernah bekerja di london. "Ya engga jauh beda si sama di indo dim , facebook , twitter , instagram , path , ya gitu-gitula" jawab diana sambil meminum jus alpukatnya , "eh kenapa balik ke indo , kenapa ga di sana aja? Terus knapa bandung? Knapa ga jakarta?" Tanyaku lagi , "bawel , banyak nanya" jawab diana sambil bercanda kepadaku.

     Kami terus berbincang di pascal , makanan kami masing-masing sudah habis , tapi kami sama sekali tak ingin beranjak dari situ , semua topik kami bicarakan , dari artis yang lagi naik daun , pekerjaan , jaman-jaman SMA dulu , sampai kami membayangkan jika doraemon menikah. Segala macam hal kami lakukan agar malam itu tak berakhir.

     "Dim , kamu lusa ke bali ya , sekalian sama kevin , ada bisnis yang mau di bicarain sama klien di sana , sama perusahaan mba karen juga , jadi harus ada rapat gabungan , dan kita udah setujuh kalo rapatnya bakal disana. Lusa jam 8 pagi pesawat flight , kamu berangkat ber4 , kamu , kevin , mba karen , dan mba diana , semuanya bakal di atur sama mba karen disana , inget dim jangan sampai kacau , ini klien besar"

     "Gimana udah pada siap?" Tanya kevin sambil memakai sabuk pengaman, pagi itu kami menaiki pesawat citilink kelas bisnis , aku duduk berasama kevin , dan diana dengan mba karen , kevin memilih duduk dekat jendela , begitu juga dengan mba karen , sehingga kini aku dan diana hanya di batasa oleh sebuah jalur untuk orang lalu lalang.

     Dulu ketika aku memutuskan untuk melupakan diana dengan seiringnya lepas landas pesawat , aku tak pernah menyangka, diana kini berada di seberangku , dan kita sama-sama lepas landas. We off to bali.

#bersambung.