Selasa, 17 Mei 2016

Selamat malam untuk diana #24

     "engga kerasa ya , seminggu lagi lu balik ke indonesia" kata ku ke cindy di tengah-tengah obrolan kami di dalam sebuah coffee shop. "Iya , seminggu lagi , ga kerasa ya" lanjut cindy , pembicaraan hangat pun terus berlanjut , mengulang-ngulang kembali apa saja yang pernah kita lalui selama di sini , hingga kita lupa betapa dinginnya salju di luar karna kami terhangatkan oleh kenangan di dalam diri kami.

     "dim , pernah LDRan ga?" Tanya cindy di bawah turunnya hujan salju di tengah perjalanan pulang kami , "LDR? Pacaran aja belom pernah , gimana mau LDRan" jawabku santai , "kalo misalnya suatu hari nanti musti LDRan gimana?" Tanya cindy lagi , "engga tau deh , belum kepikiran" jawab ku sambil tersenyum ke cindy.

      "Dim , lu mau nganter anak-anak  pada balik ke airport ga?" Tanya hansen kepadaku , "yang anak indo jam berapa?" Tanyaku sambil tetap rebahan di sofa ruang tamuku , "jam 5 sore" jawab hansen , "ohh" , "datengla ya lu , temenin gue , kan skalian lu mau say goodbye ke cindy" lanjut hansen memelas agar aku ikut untuk menemaninya , "keknya ga butuh say goodbye" jawabku.

     Jam telah munjukan 5:10 waktu den bosch , aku tak datang ke bandara saat itu ,mungkin aku tak perlu mengatakan selamat tinggal lagi kepada cindy , karna aku sudah melakukannya sebelum aku benar-benar harus mengatakan selamat tinggal padanya.

     "LDR itu berat kalo di jalanin , tapi ketika LDR itu berhasil di jalanin , pasti worth it banget" kata cindy saat sedang perjalanan pulang kemarin , "sok tau amat ya bu" jawabku bercanda padanya , "ih beneran" , "tau dari mana coba? Kata orang?" Jawab ku kembali meledeknya. "Ini kan skarang aku lagi LDR" jawab cindy yang membuat jantungku berhenti seketika , "dan besok kan udah pulang , berarti aku berhasil dong?" Lanjut cindy sambil senyum-senyum , "aku tuh kemaren sempet brantem sama dia , gara-gara dia ga setuju kalo aku exchange ke sini , padahal ini kan impian aku semenjak SMA dulu , mangkanya waktu itu dia telepon-telepon aku tapi aku engga jawab" cindy yang terus bercerita dengan senyum manisnya , senyum yang sempat singgah di hidupku.

     Aku memilih untuk pergi , aku memilih untuk menjauh , aku memilih untuk melupakan , karna aku takut , ketika aku berusaha untuk bersamanya , aku tak bisa mencintai dia seperti orang lain yang seharusnya mencintainya , atau bahkan orang itu bisa mencintainya lebih dari pada aku mencintainya. "Selamat tinggal cindy".

#bersambung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar