"Din , ini gimana si?"
"elu kalo nanya gue terus kapan bisanya?"
"Entarla , tunggu kudanil bisa terbang" kataku bercanda ke diana , "iya de terserah lu" kata diana sambil tertawa kecil. "Permisi mau manggil dimas" kata coach herman masuk ke dalam kelas ku ketika kami sedang kerja kelompok.
"Ada apa dim?" Tanya diana ketika aku kembali masuk ke dalam kelas , "kata coach herman , pelatih tim sepakbola "Lyon Djakarta" nelpon coach herman tadi , dan katanya kalo gue bisa main bagus di pertandingan sisa piagam futsal DKI gue kemungkinan bisa dapet kesempatan main di sana" , "wii bagus dong" jawab diana sambil tersenyum.
"Tendang dim tendang , bagus , lanjut terus , rotasi yang bener" kata coach herman melatih kami di bawah terik sinar matahari tepat jam 12 siang. Lusa pertandingan semifinal piagam futsal DKI , sehingga coach herman meminta kami untuk keluar dari kelas dan latihan futsal. "Coach cape coach" kata wilson salah satu rekan satu tim ku , "ga ada kata cape , cape minum abis itu balik lagi ke lapangan , taun lalu kakak kelas kalian itu kelas 12 , menurut kalian kenapa gagal angkat piala , 3 tournament , 2 semi-final , 1 final , ga ada yang angkat piala , ya karna sama kayak kalian ini , malas latihan , lawan yang akan kalian hadapi itu akan semakin susah , latihan juga harus semakin benar , kalian pikir gocekan dimas , tendangan arya bisa buat kalian menang , engga , banyak team-team hebat di luar sana , apa lagi ini piagam futsal DKI , tournament besar" oceh coach herman dari pinggir lapangan.
"ok istirahat 15 menit , kalian makan siang dulu sana , udah jam setengah 1 , habis itu balik latihan lagi" kata coach herman membubarkan kami , "hey dimas , ini kunci gym , habis makan tolong kamu ke sana ambil 3 bola lagi" lanjut coach jim sambil memberikan kunci jim kepadaku.
"Aku kan bertahan
Meski takkan mungkin
Menerjang kisahnya
Walau perih, walau perih
Salahkah aku terlalu cinta
Berharap semua kan kembali
Kau buang aku, tinggalkan diriku
Kau hancurkan aku seakan ku tak pernah ada"
Aku sambil menyanyikan lagu vierra- perih , berjalan sendiri ke arah gym , hingga di tengah perjalan aku melihat sebuah buku fisika , aku pun menggambil buku itu dan tertulis sebuah nama di cover buku itu "Diana Van Drielst" , pertama kali aku membaca nama itu aku sempat bingung kenapa nama belakang diana adalah nama belanda.
Aku pun kembali ke lapangan untuk latihan setelah menaruh buku diana ke dalam tas ku yang ku letakan di pinggir lapangan. "Ton , lu kan anak yang paling banyak tahu diantara kita , gue mau nanya dong" kataku ke tony ketika kami sedang istirahat minum di pinggir lapangan , "tanya apaan?" Jawab tony sambil meminum airnya , "anak sekolah kita ada yang keturunan bule ga? Inggris , belanda gitu?" , "mana ada , ada paling si celine noh , itu juga cuma pernah sekolah sama bule , mang kenapa , ga cukup lu ngegebet satu" jawab tony bercanda ,"seriusan ni gue" jawab ku sedikit bete , "kenapa si emangnya?" Tanya tony sedikit bingung , "gue minta tolong lu dong , buat cari informasi tentang anak-anak sini yang punya keturunan bule , nyokap lu kan staff sekolah" kataku , "mangnya buat apaan dulu?" Jawab tony dengan semakin bingung , "buat laporan sejarah" jawabku menggada-ngada sambil meminum airku. "Hey kalian jangan lama-lama istirahatnya , cepat balik lagi ke lapangan" teriak coach herman dari tengah lapangan.
"Lu ngapain si dim ngeliatin buku fisika daritadi lu gue perhatiin" tanya brandon sambil bermain pointblank di komputer , "gue bingung de don , kenapa si diana ada nama belandanya , diana van drielst" kataku sambil terus memandangi tulisan nama diana di cover buku fisika itu. "Diana? Penting banget lu ngurusin dia" kata brandon sambil tetap fokus pada pointblank , "gue bingung aja gitu kenapa van drielst , kenapa nama belanda , kenapa ga anastasia , santoso , grace kek" , "ya suka-suka bokapnya la , gimana si lu" kata brandon bercanda , "ah lu mah orang lagi serius" kataku , "udah ngapain lu pikirin terus , entar malah kebawa mimpi" kata brandon bercanda. Diana Van Drielst.
#bersambung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar