Sabtu, 28 Mei 2016

Selamat malam untuk diana #31

     "Bu indomienya satu ya" kata brandon di warung wilayah tanggupan perahu , "lu mau ga dim?" Tanya brandon , "boleh deh , ga pedes ye" jawabku sambil duduk di meja depan warung itu. "Lu ga mau? Din" lanjut ku , "engga usah entar aja" jawab diana sambil duduk di depanku.

     "Kita mau kemana abis ini?" Tanyaku , "jalan-jalan lagi yuk , kan kita belom sampe ke sana-sana tuh" jawab diana dengan penuh semangat , "lu don?" Tanyaku ke brandon , "gue engga ikut dah , lu berdua aja , gue nunggu sini aja bareng kak willi" jawab brandon sambil menyuap indomienya , "yaudah" kataku.

     "Gue boleh nanya sesuatu ga?" Tanyaku ke diana , ketika kita berdua sedang menyusuri tanggupan perahu , "nanya apa?" Jawab diana bingung , "kenapa Van Drielst?" , "kok lu bisa tau nama belakang gue?" Tanya diana bingung , "kan ada nama lu di sampul buku fisika yang gue balikin ke elu dulu" , "buku fisika?" , "oh yaampun gue inget" lanjut diana setelah mengingat-ngingat sebentar , "itu buku udah ilang lgi sekarang , abis lu balikin ketumpahan air sama kezia , jadi basah , terus gue jemur di depan kelas , eh ilang" cerita diana , yang membuatku tau , bukannya dia tak ingin datang ke pertandingan futsalku , tapi di ga tau kalo aku mengundangnya.

     "Terus kenapa Van Drielst? Melenceng dari topik lu" kata ku sambil bercana kepadanya , "kepo cie kepo" jawabnya bercanda balik kepadaku , "jadi tuh , dulu nyokap gue pernah ke belanda , terus dia nemu satu lukisan bagus banget , terus yang ngelukis itu nama belakangnya Van Drielst , jadi nyokap gue kasih gue nama itu" kata diana menjelaskan , "udah? Gara-gara? Itu doang?" , "ehh engga usah ngeledek ya" lanjut diana.

     "Sekarang giliran gue , gue masi bingung kenapa lu ga percaya sama yang namanya harapan?" Lanjut diana bertanya padaku yang membuat ku diam sejenak berpikir apakah aku akan menjawabnya atau tidak, "dulu waktu gue SMP kelas 3 , nyokap gue harus masuk rumah sakit karna terkena kanker , dia udah kena kanker semenjak gue SMP1 tapi dia berhasil nutupin itu selama 2 tahun" jawabku yang membuat diana terdiam , suana tiba-tiba menjadi sunyi , "gue udah pengen ke jakarta semenjak SMP2 karna pengen ngejer impian gue di sepakbola , nyokap juga udah ngijinin , awalnya bokap ga ijinin , tapi nyokap berhasil bujuk bokap buat ngijinin gue , terus tiba-tiba nyokap jatuh sakit , selama satu tahun terus menyerahkan kepercayaan gue ke harapan kalo nyokap gue bakal sembuh , bahkan gue pernah janji kalo nyokap gue berhasil keluar dari rumah sakit , gue bakal batalin ke jakarta dan gue bakal ngerawat nyokap gue , setiap hari di tahun SMP3 gue , gue habisin dengan ke rumah sakit setiap pulang sekolah , cuma buat jagain dia , dan ajak dia ngobrol terus , tapi ternyata semuanya..." aku pun ga sanggup buat ngelanjutin ceritaku , sudah ada sedikit airmata yang siap menetes dari ujung mataku , "dim" kata diana memelukku.

#bersambung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar