Kamis, 21 April 2016

Selamat malam untuk diana #5

     Den Bosch ,holland, musim semi 2013, hari itu adalah hari yang cerah , dimana matahari bersinar tanpa diganggu salju , bunga kembali mekar seperti sedia kala , yang berbeda kini , hanya aku tanpamu diana.

     "lu balik ke jakarta tahun ini dim?" Tanya hansen teman satu apartment ku selama di belanda , anaknya asik , menurutku dia adalah anak yang setia kawan , siap membantu , dan dia bisa berada di belanda karna beasiswa. Tapi sekarang aku sudah tak tahu keberadaanya sejak hari kelulusan , itu adalah hari terakhir aku melihatnya , kita kehilangan kabar masing-masing , dia balik ke kampung halamannya bogor dan aku ke bandung. "Keknya si engga sen , ga ada kerjaan juga di indo, keknya gue mau cari kerja aja de disini" jawab ku sambil tanganku tetap sibuk pada stick PS2ku , "gue juga keknya ga balik si , harga tiket lagi mahal" kata hansen sambil duduk di sofa sebelahku melihatku bermain PS , "cewe lu gimana? Eh tapi lu hebat juga ye LDRan 3 tahun masi bertahan sampe sekarang" kataku sambil tetap fokus pada PS , "yah dia pasti ngertila duit gue disini juga pas-pasan , ga bisa di paksain pulang terus" jawab hansen dengan nada yang agak sedih.

     Sebuah notifikasi masuk ke handphone hansen , ia menggambil handphone itu dari meja tamu lalu ia mengutak-ngatik handphone nya sebentar "dim , alex ngajakin main bola ni" , "lu kan tahu sendiri gue ga main bola" jawab ku singkat , "gue ga percaya , itu game bola lu mainin mulu di PS , terus lu juga jago mainnya gue kebantai mulu , ayula main la" kata hansen berusaha membujuk ku , "ye di bilang gue ga bisa main ga percaya , kaki gue ga jago buat giring bola , yang jago itu jari-jari gue mencetin ni stick" kata ku sambil bercanda , "ah ga seru lu , yaudah gue siap-siap dulu" kata hansen sambil beranjak masuk ke kamarnya.

     "Gue pergi dulu ya , mo nitip makanan ga dim?" Kata dimas sambil memakai sepatunya , "kaga-kaga , udah sana-sana pergi lu" kataku sambil bercanda , "yaudah yo dah" kata hansen menghilang seiring di tutupnya pintu apartment.

     Bermain PS seharian di ruang tamu apartment lama-kelamaan akhirnya membuatku bosan , akhirnya aku putuskan untuk jalan-jalan keluar sekalian mencari makan malam. Ku pakai jaket hoodie merah maroon ku , dan ku jalan keluar. Malam minggu di belanda dan di indonesia tak jauh berbeda , jalanan di penuhi orang-orang pacaran , ku berjalan melewati satu cafe demi satu cafe , tak ada satu cafe pun yang menarik perhatianku untuk ku masuki.

     Setelah lama berjalan , akhirnya ku putuskan untuk masuk ke satu cafe di sebuah tikungan jalan , aku duduk di meja yang menghadap ke kaca cafe itu , sehingga selama aku makan di cafe itu , pemandangan yang ku lihat adalah mobil dan orang-orang yang lalu lalang.

     Aku sudah selesai menyantap makan malam ku , sebuah sandwich isi ayam , kini aku sedang menikmati secangkir kopi hangat sambil bermain dengan handphoneku , dulu sedang jaman sama yang namanya twitter , aku pun melihat-lihat timeline twitter ku.

"@BRANDOOON: gila ni hari bosen banget , malam minggu cuma di rumah."

"@DimasDimas: kenapa lu bro , cari cewe la. @BANDOOON: gila ni hari bosen banget , malam minggu cuma di rumah."

"@BRANDOOON: eh nyet , sesama jomblo tuh jangan ngeledek , masi idup aja lu di belanda. @DimasDimas: kenapa lu bro , cari cewe la. @BRANDOOON: gila ni hari bosen banget , malam minggu cuma di rumah."

     Malam itu aku mention-mention sama brandon di twitter , waktu itu dia udah berhenti kuliah , dia memilih buat masuk persija jakarta , dan dia cukup berhasil disana , saat mention-mentionan dengan brandon , dia udah jauh lebih berhasil dari pada ku, aku masi jadi anak kuliahan yang masi nunggu uang kiriman bokap , sedang kan brandon , kabarnya dia udah ngontrak rumah dan punya mobil sendiri.

     Ketika sedang asik mention-mentionan dengan brandon , tiba-tiba masuk sebuah foto di timeline ku , dan foto itu adalah diana dengan seorang lelaki lain , wajah lelaki itu asing buat ku , aku tak pernah melihat wajah lelaki itu sebelumnya. Jujur aku sedih melihat diana sudah bersama yang lain , walaupun dulu aku yang memilih untuk melupakannya , tapi bukan aku yang menentukan apakah aku bisa benar-benar melupakannya atau tidak.

     Malam menjadi semakin dingin , langit bertabur bintang , hari itu aku berjalan sendiri di tengah keramaian malam kota
Den Bosch , mengingat diana yang sudah memiliki yang lain di dalam hatinya , mengingat ketika posisiku di hati diana sudah di gantikan oleh lelaki itu , sempat terbesit di pikiranku untuk mencari pengganti diana , ya mencari yang baru untuk menggantikan yang telah usang.

#bersambung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar