Sabtu, 11 Juni 2016

Selamat malam untuk diana #39 {the last episode}

     "Oke semuanya , rapatnya sampai disini" kata bosku membubarkan rapat pada siang hari itu. "Balik jakarta kapan dim?" Tanya diana menghampiriku setelah selesai rapat , "baru kemarin kok" kataku santai , "eh btw selamat ya" lanjutku , "selamat? Selamat buat apa? Tanya diana bingung , "selamat buat pernikahan lu sama hansen" , "kok bisa tahu?" Tanya diana dengan sedikit terkejut , "hansen itu temen kuliah gue , kemaren di bali pas gue lagi jalan-jalan berdua sama kevin , dia email undangan ke gue" jelasku dengan tersenyum.

     Sejujurnya aku tak siap ketika aku mendapat email undangan itu dari hansen , itulah mengapa aku memutuskan untuk terbang ke lombok untuk sedikit menenangkan diriku , ketika diriku harus di pertemukan pada kenyataan , ketika aku harus benar-benar kehilangan diana saat aku baru saja di pertemukan kembali dengannya.

     Sore itu pernikahan antara hansen dan diana cukup ramai , pernikahan yang diadakan di pinggir pantai itu. Ketika mentari sudah berganti nama menjadi senja , aku pun mulai menjauh dari keramaian , berjalan sendiri di pinggir tepian pantai , ketika suara kebisingan dari pernikahan itu sudah mulai tenggelam , hanya ada suara ombak pada saat itu , aku pun mulai tersadar , jika cerita hidup ini luas , lebih luas dari bentangan samudra , karna sejujurnya kita engga pernah bisa menebak apa yang akan terjadi di masa depan kita. Orang yang menjadi alasan kita ijin ke toilet hanya untuk mengintip kelasnya , orang yang kita cari-cari di tengah keramain , orang membuat kita semangat untuk melakukan sesuatu , sampai membuat kita berhenti melakukan sesuatu yang paling kita suka , orang yang membuat kita berpikir dewasa , orang membuat kita ingin menjadi lebih baik , orang yang membuat kita takut untuk berjanji , dan orang yang membuat kita takut untuk pergi , pada akhirnya hanya menjadi orang yang sekilas lewat untuk mengisi cerita di salah satu bagian hidup kita. Aku teringat dengan kata-kataku dulu , ketika harapan hanya bisa berjanji tanpa tahu apakah ia bisa menepatinya atau tidak , itulah yang terjadi padaku , ketika aku terlalu berharap untuk memperbaiki cerita dulu ku dengan diana , pada akhirnya aku harus melupakannya lagi untuk kedua kalianya, "terima kasih untuk cerita di masa sekolah dulu , selamat malam diana".

#tamat.

Selamat malam untuk diana #38

     Aku pergi ke bandung untuk mengurus ke pergianku dari indonesia meninggalkan SMAku , cedera terakhir yang sempat membuatku terbaring di rumah sakit , membuatku tak bisa bermain bola lagi untuk selama-lamanya , jika aku kena cedera sekali lagi saja , maka aku takkan bisa menggunakan kakiku untuk selama-lamanya lagi. Malam dimana ayah menjenguk ku ke rumah sakit , ayah menyuruhku untuk pergi keluar negeri, karna ayah takut aku akan bermain bola lagi dan aku takkan bisa berjalan lagi , tapi aku bersikeras untuk tetap di jakarta , hingga saat dimana diana berkata jika ia tak ingin aku kenapa-kenapa "elu kenapa bolos kelas buat nendang-nendang bola engga jelas gini? Lupain aja masalah pertandingan kemarin , engga usah dipikirin ,kalo emang kaki lu masi sakit jangan di paksain, gue engga mau elu malah kenapa-kenapa" , membuatku kembali ke bandung dan menyetujui jika aku akan pergi ke luar negeri.

     "Ayah senang akhirnya kamu dewasa juga dim , karna dunia ini luas , bukan hanya soal sepakbola , karna kamu sudah mau menuruti ayah , kamu bebas pilih kamu pergi kemana" , "belanda yah" jawabku tanpa berpikir panjang , aku memilih belanda karna nama diana yang memiliki nama belanda dibelakangnya , sehingga itu akan membantuku untuk mengingat alasanku pergi ,alasan aku bisa berpikir dewasa , dan alasan aku ingin menjadi lebih baik.

     "Tak ada satu tetes pun airmata yang mengalir dari mata diana , aku tahu bukannya diana tak ingin menangis , tapi dia menahannya , ia tak ingin karna aku melihatnya menangis membuatku berat untuk pergi.

     Aku pun memutuskan untuk memeluknya, hari itu kita adalah 2 insan yang sama-sama takut dengan yang namanya jarak , kami hanya diam di dalam pelukan itu tanpa berkata apa-apa , tak ada janji terucap diantara kami , hanya terus memeluk dan memeluk tak ingin melepaskan.

     Ketika semua orang berpikir jika rasa mereka takkan mati hanya karna jarak yang begitu jauh , berbeda denganku , aku tahu ketika aku menaikki pesawat , aku sudah harus siap menghapus diana dari hidupku. Seiring dengan lepas landasnya pesawat , ketika roda pesawat mulai di lipat masuk , ketika pesawat sudah tak menyentuh tanah indonesia lagi , disaat itu lah , aku harus mengatakan "selamat tinggal diana , aku bahagia ketika bersamamu".

     Diana tak pernah tahu apa alasan aku pergi , dia tak pernah tahu apa yang terjadi dengan kakiku , yang dia tahu aku hanya pergi ke belanda. Aku tak pernah bercerita kepadanya tentang kakiku , karna aku tak ingin dia kuatir. Aku tak pernah bilang kepadanya jika aku pergi karnanya , jika aku bisa dewasa karnanya , karna sebetulnya dia tak perlu tahu akan hal itu. Karna jika kita benar-benar berubah karnanya , kita tak ingin dia tahu karna dia mendengar cerita dari kita , melainkan karna dia melihat sendiri jika kita sudah berubah.

#bersambung.

Selamat malam untuk diana #37

     "Dimas menendang dan ohh masi bisa di tepis oleh sang kiper"

     "Dimas cari ruang dimas , melebar" teriak coach herman dari pinggir lapangan

     "Dimas mendapat peluang emas , dia menggocek disana , dimas menendang dan oh masi membentur tiang gawang , tipis sekali"

     "Pertahanan PSKD mulai dikocok-kocok , peluang disana , nomor 7 menendang dan GOLLL!!! Lagi-lagi PSKD tertinggal sodara-sodara"

     "4 menit terakhir , pertukaran pemain disana , pemain nomor 11 masuk menggantikan nomor 8 , hari yang buruk bagi dimas"

     "Dim , elu kenapa dim?" Tanya diana yang melihatku menendang-nendang bola sendiri di lapangan futsal , "engga gapapa" jawab ku santai sambil terus menendang-nendang bola , "lu cuma main jelek doang kok dim , engga usah nyalahin dirilu sendiri" kata diana berusaha menenangkanku yang masi menendang-nendang bola , "brandon udah kasih tau gue semuanya , kalo emang kaki lu masi sakit jangan di paksain main , istirahat aja sampe ga sakit lagi , nanti juga lu mainnya bagus lagi kok" lanjut diana.

     "Beliin gue minum dong , gue aus" kata ku sambil mengambil bola yg dari ku tendang-tendang , lalu duduk di pinggir lapangan. "Dim lu engga kenapa-kenapa kan?" tanya diana ketika aku sedang meminum air yang dibelikan olehnya , "elu kenapa bolos kelas buat nendang-nendang bola engga jelas gini? Lupain aja masalah pertandingan kemarin , engga usah dipikirin ,kalo emang kaki lu masi sakit jangan di paksain, gue engga mau elu malah kenapa-kenapa" lanjut diana lagi. "Entar malem ada acara?" Kata ku memotong , "engga ,kenapa?" Tanya diana bingung , "pergi yuk".

     "Besok gue berangkat ke bandung" kataku ketika aku sedang duduk di tepi pantai ancol bersama diana , "ngapain?" Tanya diana bingung , "ada yang harus gue urusin bareng bokap" kataku simple , "lu jaga diri ya kalo ga ada gue" lanjut ku , "jaga diri? Emang kalo ada lu, lu jagain gue?"kata diana bercanda sambil tertawa , "lagian ke bandung doang lu ah , deket , gue teriak juga kedengeran" lanjut canda diana , aku pun hanya tersenyum melihat dia bisa tertawa selepas itu.

#bersambung.

Jumat, 10 Juni 2016

Selamat malam untuk diana #36

    "kedua captain tim di persilahkan untuk ke meja panitia"

     "Semangat dimas , ini pertandingan pertama kamu sebagai captain" kata coach herman menyemangatiku di bangku pemain.

     "*pritt* , peluit tanda mulainya pertandingan sudah di bunyikan , dimas mengoper lada rekan satu timnya , di kembalikan lagi kepada dimas , kembali ke dimas , SMA PSKD terus memainkan bola , mengocok-ngocok pertahanan lawan , dimas mengoper , pemain nomor 4 disana , brandon menendang dan oh masi bisa di tepis oleh sang kiper".

     "David nomor 9 mendapatkan bola , pemain nomor 4 mencoba merebutnya , berhasil di lewati , pemain nomor 8 menghampiri , david langsung menendang dan GOLLL!!! PSKD tertinggal 1 angka sodara-sodara".

     "pemain nomor 8 menusuk , di hadang oleh 2 pemain sekaligus , ia terjatuh , perlanggaran seperti sodara-sodara".

     "Dimas akan menggambil tendangan bebas, apakah dimas dapat menggembalikan kedudukan sebelum waktu turun minum , dimas bersiap , dia menggambil ancang-ancang , dimas menendang , dan ohhh , masi membentur tiang gawang , sangat tipis sekali dimas , apa yang salah dengan dimas pada hari ini , apakah cederanya membuat ia kehilangan kemampuannya".

     "Lu gapapa dim?" Tanya brandon yang melihat ku memegangi daerah pergelangan kaki kananku , "engga gapapa" jawab ku sambil menahan sakit sedikit , "dimas kamu babak kedua ga main , ryan kamu gantiin dimas". Aku tahu coach herman berkata begitu karna dia melihat aku menahan sakit bekas cedera di kaki kananku dulu.

     "Ryan pemain baru bernomor 11 masuk menggantikan sang captain dimas , kita lihat apakah ryan bisa bermain sabagus dimas"

     "Brandon , bola masi di brandon , brandon masi memegang bola , mengutak -ngatik , tak ada peluang di sana , brandon terus di tekan , pemain nomor 11
menghampiri , ryan memegang bola , di pressing , ryan menggocek , kita lihat sepertinya ryan begitu tenang memainkan bola , ryan , masi ryan , ryan mencoba menerobos masuk tapi tak ada celah , masi dengan tenang , ryan mengumpan kedalam , ivan menyambut disana , sundul dan GOLLL!! Tak disangka-sangka umpan yang tak terduga dari ryan dan juga bisa di sambut oleh ivan , luar biasa".

     "*prittt* peluit panjang tanda berakhirnya pertandingan telah di tiup , permainan cantik dari ryan berhasil membuat PSKD pulang dengan hasil seimbang , dan ivan menjadi pahlawan pada siang hari ini".

#bersambung.

Kamis, 09 Juni 2016

Selamat malam untuk diana #35

     "Dimas dimas dimas"

     "Dimas menggocek , masi dimas , dimas menendang dan GOLL!!"

     "Ryan , masi ryan , ryan mengoper , dioper balik , ryan menendang dan GOLL!"

     "Dimas menerima operan , dimas membawa bola , dimas di dorong oleh ryan , dimas terpental keluar dari lapangan , terjadi sedikit keributan di sana , dimas tak terima iya di dorong oleh ryan , cek cok anatara dimas dan ryan , kedua tim berusaha untuk melerai"

     "Dim , lu gapapa?" Tanya diana ketika aku keluar dari ruang kepala sekolah , "kepala sekolah ngomong apa dim?" Sambung brandon , "bukan masalah serius" jawab ku santai

     "Dimas , bapak perlu bicara" panggil coach herman memanggilku , "ada apa pak?", "kamu tahu kan apa yang kamu lakuin tadi itu salah besar , itu bukan hal yang di lakuin oleh seorang captain , minggu depan kita ikut tournament futsal se-jakarta selatan , kesempatan emas di depan mata , jangan sampai masalah kamu sama ryan mempengaruhi tim dan kita kehilangan piala , jadi bapak minta kamu slesain masalah kamu sama ryan seblom cup" kata coach herman sambil menepok pundakku lalu pergi.

     "boleh juga tuh anak" kata ivan saat kami sedang latihan futsal , "dia engga sehebat yang lu liat" kataku sambil mengikat tali sepatu futsalku , "dia entar jadinya ikut cup dim?" Tanya brandon padaku , "kata coach si gitu" jawabku sambil masi mengikat tali sepatuku , "berarti kemungkinan kita menang makin gede dong?" Sambung tony yang duduk di sebelahku , "ada ato engga ada dia juga kita bakal tetep menang" kataku sambil beranjak kembali ke lapangan.

#bersambung.

Selasa, 07 Juni 2016

Selamat malam untuk diana #34

     "Bola dioper kepada anak baru , dia menggocek , masi menguasai bola , menggocek lagi dan tendang , GOLL!! Kelas ipa2 memimpin"

     "Bole juga tuh anak" kata arya yang berdiri di sampingku , "gue denger-denger kemaren tuh anak nantangin elu ya?" Lanjut arya , "ya gitula" jawabku sambil terus memperhatikan ryan , anak baru itu. "Udah lu santai aja , besok kelas gue bakal lawan kelas dia , bakal gue ajarin dia apa namanya sopan santun" kata arya meyakinkanku , "udah ah ngapain si di ambil pusing" jawabku santai , "ga bisa gitu bro , gue kan mantan captain tim , gue ga trima dong penerus gue digituin" , "apa-apa? Coba ngomong sekali lagi? Penerus?" Potongku sambil bercanda kepada arya.

    "Gue denger si anak baru nantangin elu ya" tanya diana ketika aku dan dia sedang jalan bersama ketika pulang sekolah, "kok semua orang pada tau si?" Jawabku bingun karna diana bisa mengetahui hal itu , padahal aku tak cerita ke siapa-siapa masalah aku dan ryan kemarin. "Mana ada si yang gue engga tau" jawab diana bercanda , "eh gue serius ah" lanjut ku sambil tertawa kepadanya , "semua anak kelas 12 udah tau kali , jagoan futsal PSKD dimas prakoso di tantang sama ryan aldi si anak baru" kata diana menjelaskan , "norak amat" jawab ku balik bercanda kepada diana , "ih giliran gue serius ya".

"Arya mengoper , di rebut oleh ryan disana , ryan membawa bola , masi ryan , dia memainkan bolanya sendiri dan GOLL , mantan captain kita di kalahkan oleh anak baru"

    "Dimas , besok giliran elu" kata ryan menghampiri gue ketika bubaran pertandingan.

#bersambung.

Minggu, 05 Juni 2016

Selamat malam untuk diana #33

     "Dimas dimas dimas"
     "Ayuk dimas"
     "Dimas buktiin ke junior-junior siapa jagoannya"

     "Mengoper ke dimas , dimas menggojek , gojek lagi , seperti tak ada kesulitan dari dimas , lagi-lagi dimas menggocek , tendang dan gol!!!"

     "Nih minum dulu" kata dia menghampiriku di pinggir lapangan , "cie jago" lanjut diana bercanda padaku , "kayak baru pernah liat gue menang sekali aja lu" jawabku bercanda balik kepadanya , "sombong ya anda" kata diana sambil tertawa kecil.

     "eh dim , tau ga di kelas gue ada anak baru , cowo , ganteng de" lanjut diana , "anak baru lagi??" Tanyaku sambil meneguk sebotol aqua , "banyak banget anak baru , semester kemarin celine , skarang ada lagi?" Lanjutku. "Katanya si dia keponakan kepala sekolah , cuma engga ngerti juga , belom pernah ada yang ngomong sama dia" kata diana menjelaskan , "sekelas sama elu kan? Ajak ngobrol la" kataku meledek diana.

     "Ok anak-anak , semua istirahat dulu" teriak coach herman dari pinggir lapangan. "Dim , lu tau ada anak baru kan? Katanya si coach mau masukin dia ke team futsal , katanya dia mantan pemain di team PemudaJogja" tanya brandon, "pemuda jogja? Ga pernah denger gue" jawab ku sambil membenarkan sepatu kananku , "katanya si anaknya misterius gitu , kerjaannya di kelas cuma pake headset doang" , "dia cuma belom kenal siapa-siapa kali" jawabku santai , "oiya lu tau ga kalo dia itu keponakannya kepala sekolah" lanjut brandon dengan nada yg makin antusias , "kok lu tau segala macem si , lu dari tadi di kelas ngapain aja bisa sampe tau begitu" jawabku bercanda ke brandon sambil beranjak kembali ke lapangan , "satu kelas udah tau , elu aja yg tidur mulu di kelas" kata brandon sambil tetap duduk.

    "Dimas ya?" Suara seorang lelaki memanggil ku dari belakang , "ya?" Kataku sambil menengokan badanku ke belakang , dan ternyata itu adalah anak baru , "gue ryan , anak baru di sini , kata coach herman elu captain futsal baru di sekolah ini?" Tanya anak baru itu , "iya? Terus?" Jawab ku bingung , "gue ga tau lu sejago apa sampe-sampe lu jadi captain di sekolah ini , lu boleh jadi captain , tapi nanti pas gue udah masuk tim, gue ga nganggep lu sebagai captain, jadi jangan merintah- merintah gue , karna lu ga lebih jago dari gue" kata anak baru itu lalu pergi.

#bersambung.